Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kemudian Terlelap dalam Bunga Tidur

14 Maret 2019   10:57 Diperbarui: 14 Maret 2019   11:42 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna


Sebilang saat tanpa melihat waktu. Kusuma bunga lima keping patera jantung hati. Mengandung rindu suka cinta kasih sayang. Tanda karakter lambang anti kekerasan. Sinambung dalam senantiasa menerima keadaan. Baik dan buruk secara alami. Semerbak pada hembusan angin. Menerbitkan serta mengundang para sahabat. Berorientasi dengan serpihan sejajar. 

Sungguh saat mentari tenggelam. Momen ketika bumi berputar. Partisi penahan menghalangi sinar surya itu. Memberi batasan di balik kehidupan. Setakat batas hingga menghujani hitam kelam. Maka menjadikan sebuah waktu gelap. Gubah membuat diriku harus menciptakan tidur. Serius dalam rasa bersukacita. Kemudian terlelap dalam bunga tidur.

(Pondok Petir, 09 Maret 2019)

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun