Puisi : Edy Priyatna
Apabila pergantian batas. Malam pekat saat ini. Aku ingin kamu datang. Tanpa harus di jemput lagi. Namun bila tak hendak. Segera katakan jangan tunda. Karena aku akan berteriak keras. Kepada diri nan hidup. Terhadap diri nan mati.
Bangunlah kembali berdiri dan berlari. Belakang mereguk beku. Belaian angin nan lembut. Mengarah wilayah actual. Mengantar beberapa rintik. Melalui pagar halaman. Menuju teras rumah. Patera daun jendela. Lalu ke sebagian muka tubuhku.
Selanjutnya engkau berbanyol. Bercerita panjang tentang cinta. Kisah rasa kasih nan abadi. Dalam perjalanan jauh. Mengenang kembali masa silam. Dengan kata begitu mempesona. Membuatku gubah tercengang. Ketika kau datang mengirimkan aroma tanah kering. Kembali ku ingat sesuatu saat kau menemani.
Detik aku duduk sendiri disini. Jam aku baru saja pindah ke tempat ini. Tatkala hutan rimba lebat. Bila masih banyak kebun. Saat sawah belum menjadi gedung. Membuatku terap terkesima. Seketika tubuhku berubah menjadi pohon. Lalu kau datang mengunjungi. Airmu tercebur deras di mataku
(Pondok Petir, 06 Desember 2018)