Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Airmu Tercebur Deras di Mataku

10 Desember 2018   07:36 Diperbarui: 10 Desember 2018   08:18 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Apabila pergantian batas. Malam pekat saat ini. Aku ingin kamu datang. Tanpa harus di jemput lagi. Namun bila tak hendak. Segera katakan jangan tunda. Karena aku akan berteriak keras. Kepada diri nan hidup. Terhadap diri nan mati.

Bangunlah kembali berdiri dan berlari. Belakang mereguk beku. Belaian angin nan lembut. Mengarah wilayah actual. Mengantar beberapa rintik. Melalui pagar halaman. Menuju teras rumah. Patera daun jendela. Lalu ke sebagian muka tubuhku.

Selanjutnya engkau berbanyol. Bercerita panjang tentang cinta. Kisah rasa kasih nan abadi. Dalam perjalanan jauh. Mengenang kembali masa silam. Dengan kata begitu mempesona. Membuatku gubah tercengang. Ketika kau datang mengirimkan aroma tanah kering. Kembali ku ingat sesuatu saat kau menemani.

Detik aku duduk sendiri disini. Jam aku baru saja pindah ke tempat ini. Tatkala hutan rimba lebat. Bila masih banyak kebun. Saat sawah belum menjadi gedung. Membuatku terap terkesima. Seketika tubuhku berubah menjadi pohon. Lalu kau datang mengunjungi. Airmu tercebur deras di mataku

(Pondok Petir, 06 Desember 2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun