Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebatas Terdengar Suara Ombak Menderu

22 November 2018   09:45 Diperbarui: 22 November 2018   10:19 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Engkau teguh menyimpan hikayat. Pada pintu gerbang kecil. Sesuatu senantiasa telah terhunus. Mengalir cairan pekat berwarna putih. Sebagai kelangsungan pemburuan. Dapat membuat mati apa saja. Demi ini aku berdiri di pematang sawah. Luasnya sudah mulai berkurang. Namun masih melihat indahnya gunung hijau. Lukisan sempurna pereka cipta.

Menyadarkan jiwa hidup. Setelah malam berlalu. Dan tetap menyimpan riwayat. Menyimpan rasa sakit. Menggerimis di mata indahmu. Selepas kusebrangi bukit sedikit tandus. Karena tumbuhannya sirna. Akan berlari menuju pantai biru. Di iringi hembusan angin sejuk. Sebatas terdengar suara ombak menderu.

(Pondok Petir, 16 Nopember 2018)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun