Puisi : Edy Priyatna
Dirgantara langit biru berhitam. Ketika mata air menjulang. Di bawah rumpun bambu. Saat sawah mulai meninggi.
Aku coba temui para sahabat. Bertanya tanpa jawaban. Pada siapa harus kutanyakan. Retak asa luka hati.
Pangkal tangan rangkanya tergerai. Pada langit mulai mendung. Aku terpaksa duduk sendiri. Bermunajat mohon ampunan.
Berdoa agar nan kuharapan terasa. Belum untuk dariku. Di ringi suara tiruan bunyi papan bersangit Kau masih mendengar getarannya.
Setelah lepas dari pandangan. Tak terhindar pada mataku. Pada desa negeriku ini. Akan kubangun gedung dan rumah.
Tergores bulan nan makin menjauh. Dengar bahana getarannya. Tangkap bunyi suaranya. Sajak-sajak gema kumandang.
(Pondok Petir, 12 Nopember 2018)