hendak rasanya ku membasuh air matamu
mudah luka itu kering sembuh
sempadan kau bisa melukis pelangi
di pojok kedua matamu
jangan ada air mata lagi
kemudian aku hirup mata airmu
senggat kehausan rindu ini tetap terbenam
Angin malam mulai melantun
menggoda guguran daun di tepi jalur
suara gending nan berjengket
menamakan lantai dingin panggung akbar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!