Jiwa ini mulai ringkih
setelah melangkahkan kaki
pada malam tak bergairah
kemudian dibiarkannya langit hitam
engkau selalu memiliki mentari
Mencari sajak indah
untuk kusunting sebagai hiasan ucap
pada tiap lekuk cantiknya
jagat terkadang tak seindah nan terlihat
dalam gulungan kerap mangsai
Senyum besar para penata
ada tangisan kecil anak buah
epidemi tiba dari muka hingga ke batas
saat itu pula desersi naik ke permukaan
hati ini ingin menjerit
Demi ikrar setia kepada induk bumi
mengabdi kasih jiwa dan raga
wahai mainkanlah melodimu
bukalah matamu nan amat lebar
alat pernapasan tak bersuara
Ketika datang hampa udara
menunda turunnya hujan
setiap bala bantuan datang bagi kaum
kebahagiaan atasan telah tiba
membiarkan lembar goresan beku
Senggat melahirkan berahi sepanjang hari
mencari karya sastra cantik
setiap malam kucumbu senandung
alunan gita lembut amat merdu
ketika pagi menjelang kudekap dengan sajak
(Pondok Petir, 18 Mei 2018)