Demikian pula bila makan di warung-warung makan, tak lagi memesan teh manis, tapi sudah diganti dengan memesan minuman tawar (teh tawar tanpa gula) hingga air putih saja. Lumayan lah.
Meskipun kandungan gula bukan hanya ada dalam panganan dan minuman saja. Berbagai makanan pokok seperti nasi juga mengandung kandungan gula tak sedikit. Ibu saya yang sudah positif diabetes, pernah beberapa bulan mengkonsumsi beras organik dengan kandungan 0 persen gula.
Namun akhirnya balik lagi ke beras lokal karena sudah bosan. Beras-beras semacam beras merah juga pernah dicoba rutin di konsumsi namun balik lagi ke beras putih biasa, karena merasa di lidah kurang cocok.
Peran Orang Tua sangat Penting
Akhirnya harus kita pahami bersama, peran orang tualah yang utama untuk mengurangi kemungkinan anak terkena diabetes anak.meskipun kita tak bisa menawasi anak-anak penuh, misalnya dalam hal melihat langsung jajanan mereka di kantin sekolah. Namun setidaknya edukasi di rumah sejak dini,bisa melekat di benak anak-anak.
Mengedukasi anak pentingnya air putih dan menghindari minuman manis
Seoptimal mungkin membiasakan mereka mengkonsumsi air putih saja. Memberi bekal minuman berupa air putih saja selalu saya biasakan ke anak-anak. Selain tentu selalu mengingatkan mereka untuk seculupnya saja mengkonsumsi minuman manis di sekolah. Sekali lagi, akrena kita tak bisa mengontrol langsung apa yang mereka beli di sekolah.
Membawa dan membuat bekal sendiri
Meskipun sederhana ini juga saya lakukan. Selain kita tahu apa yang akan di konsumsi anak di sekolah dari sisi kesehatan, kita juga bisa memperkirakan kadar gulanya agar tak berlebihan.
Memberi contoh dan tauladan
Jangan sampai kita mengajari anak-anak konsumsi minim gula tapi tak memebri contoh.
