Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kawan, Tahan Sejenak, Negeri Ini Masih Sakit

21 Mei 2020   07:39 Diperbarui: 21 Mei 2020   07:38 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gejolak kecewa memenuhi ruang-ruang kalbu
Ratap tangis mengaliri hati dan pikiran
Amarah merajalela menyembur dari ubun-ubun
Setelah beberapa tarian adegan pengkhianatan kau pamerkan di pusat-pusat kota
Memporak porandakan tatanan kehidupan
Seolah peraturan tergelatak di pinggir-pinggir trotoar
Berterbangan dan jatuh di got bersama sampah

Sungguh, apa sebenarnya yang terbaca oleh hatimu
Bagaimana seakan kau tak mampu membacanya?
Pamflet dan ragam media terpampang dari hilir hingga hulu
Bahkan pengalaman kepahitan dan kepedihan telah kau genggam
Namun kau sengaja benarkan tindakanmu atas penalaran yang salah

Hari ini, aku dengar dan melihat
Bahwa bangsaku telah kehilangan makna nilai peduli
Bahwa pertiwiku telah menghapus jejak para penjuang garda depan
Bahwa negeriku mulai kehilangan hati nurani
Hingga meremehkan menjadi hal yang biasa

Kawan, negeri ini masih sakit, meradang karena beban tak berkesudahan
Tahan sejenak nafsu keinginan duniawimu
Ayo, kita rawat dan sirami bunga-bunga bangsa masa depan
Agar lebah dan kunang-kunang bisa terbang dengan riang

Blitar, 21 Mei 2020
Enik Rusmiati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun