Mohon tunggu...
Money

Kenaikan Harga Bawang Jelang Pemilu 2019 di Pasar Minggu

18 Maret 2019   00:15 Diperbarui: 3 April 2019   20:20 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

251e2892-3742-4fe9-b111-3f724aeb8adf-5c9195fb3ba7f75db9242242.jpeg
251e2892-3742-4fe9-b111-3f724aeb8adf-5c9195fb3ba7f75db9242242.jpeg
JAKARTA -- Pasar tradisional di Jakarta sangatlah banyak, seperti Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Pondok Labu, Pasar Baru, Pasar Cipulir, Pasar Gembrong, Pasar Cikini, Pasar Taman Puring, Pasar Asemka, Pasar Burung, Pasar Batu Aji, Pasar Kelapa Gading, Pasar Bendungan Hilir, sampai Pasar Minggu. Berbeda dengan pasar modern, pasar tradisional disertai dengan banyaknya penjual dan pembeli dari berbagai latar belakang yang berbeda juga dengan berbagai jenis barang dijual yang serupa namun tak sama. Selain itu, lokasi pasar tradisional cenderung lebih strategis dengan titik-titik ramai di Jakarta dan lebih besar lahannya dibandingkan dengan pasar modern. Namun, yang perlu disayangkan dari pasar tradisional adalah bangunan dan kebersihan yang kurang diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah seperti yang di dapati di Pasar Minggu. 

Lumrah hal nya kalau pasar beraroma macam-macam karena terdapat banyak penjual yang berbeda dagangan dan bergabung di satu tempat yang sama, padahal seharusnya semua penjual yang berdagangan sama bisa ditempatkan di lokasi yang sama dan perlunya dibangun lahan lebih bagi pedagang-pedagang yang belum mendapat lahan. Selain itu, kondisi jalanan atau tanah yang didapati di Pasar Minggu sangatlah kotor dan tidak terawat, dengan banyaknya jalan berlubang dan berair. Tembok-tembok gedung nya juga sudah mulai bolong-bolong dan mengelupas cat-cat nya. Hal ini bisa mengganggu kenyamanan pembeli dengan kurangnya sarana prasarana yang memadai padahal tujuan mereka semua adalah sama, yaitu berbelanja. 

Hari demi hari, pembeli di pasar tradisional sudah mulai sulit menawar barang-barang yang ingin dibeli nya dikarenakan sekarang sedang menuju ke Pemilu 2019. Biasanya, harga jual di hari biasa sebelum menjelang pemilu, lebih murah dan lebih mudah ditawar. Tetapi, begitu jelang pemilu harga mulai naik dan sudah mulai sulit untuk ditawar, terutama sayur-sayuran. 

"Harga bawang putih cutting an naik. Sekarang jadi 25 ribu per kg." ungkap Antari salah satu pembeli bawang putih yang biasa membeli bawang di Pasar Minggu pada hari Minggu, 17 Maret 2019. 

Konsumen merasa cukup keberatan akan adanya kenaikan bahan-bahan pokok, namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa kebutuhan penjual pun juga semakin meningkat ditambah dengan adanya kebijakan wajib tanam pada beleid RIPH Kementerian Pertanian yang telah membuat harga bawang putih kembali meroket di sejumlah daerah. Kalau hal ini tidak segera ditindaklanjuti dan terus menerus di biarkan, kelangkaan dan kenaikan bawang putih dapat terjadi di sejumlah daerah di Indonesia mengetahui bahwa perekonomian masyarakat di Indonesia tidaklah sama rata. Untungnya, kenaikan harga ini tidak terjadi pada semua sayur mayur seperti timun, tomat, cabai rawit, cabai keriting, cabai hijau dan lain-lain.

Menanggapi hal tersebut, Anindita salah seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Tarumanegara Jurusan Akutansi mengatakan bahwa "Bener sih. harga bawang emang lagi naik gua juga udah baca banyak di CNN juga yang bilang kalo ini semua karena adanya kebijakan baru dari pemerintah. Hal ini juga jelas terjadi menjelang Pemilu 2019 ini karena saat-saat ini juga semuanya lagi kacau dan lagi ricuh, jadi apapun bisa terjadi, termasuk adanya kenaikan harga bawang walaupun terkesan gak ada hubungannya sama sekali dengan Pemilu 2019. Gua juga tau tuh katanya bawang putih juga naik kalo di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur " pada hari Senin, 26 Maret 2019.

Beberapa penjual di pasar tradisional, ternyata juga memiliki trik untuk menambah penghasilan mereka dalam kehidupan sehari-hari. "Kalau pagi biasanya jual di dalem, kalo siang jual nya di luar pasar di pinggir jalan kayak gini. Di dalem biasanya jual burung-burungan, kalo di luar jual nya barang-barang perabotan rumah tangga. Kalo di dalem mulai jual nya jam 6, jam 1 keluar untuk jual yang perabotan-perabotan ini.", ujar Mbak Pri, 35 tahun, asal Cirebon, pada hari Minggu, 17 Maret 2019. 

Mbak Pri yang sudah berdagang di Pasar Minggu sejak tahun 2006 ini, bersiasat untuk menambah penghasilannya dengan berdagang dua jenis barang. "tadi sih beli gantungan baju harganya 10 ribu untuk kayu, kalo yang perak warnanya mulai 15 ribu. Untuk yang kayu ini tadi juga ditawarin 15 ribu dapet dua tapi karena yang lain udah keliatan lapuk, akhirnya beli 1 aja yang 10 ribu." kata Ali salah satu konsumen Mbak Pri (17/3). Tampaknya, selain karena di dalam pasar sudah penuh penjual lainnya, maksud dan tujuan dari Mbak Pri menjual dagangan perabotannya di luar pasar (di pinggir jalan) adalah agar para konsumen yang sedang menuju pasar untuk membeli perabotan dapat langsung mendapati apa yang mereka inginkan sebelum memasuki pasar, yaitu dagangan milik Mbak Pri. Hal ini juga dipantau sebagai salah satu trik Mbak Pri untuk mengurangi persaingan di pasar karena ia bisa mendapatkan konsumen lebih awal dibanding pedagang lainnya.

Perekonomian pasar tradisional di prediksi kan membaik  pada tahun 2019 ini. Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menjelaskan bahwa situasi ekonomi dan geopolitik global akan lebih mendukung kembalinya arus modal asing masuk ke Indonesia. Kondisi ini pun akan memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perekonomian pasar juga adalah direncanakannya program revitalisasi untuk pasar-pasar tradisional. Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya. Salah satu pasar yang akan mengalami revitalisasi adalah Pasar Minggu. 

Bangunan tempat Penampungan Sementara (TPS) pedagang di sisi Barat Terminal Pasar Minggu telah selesai dibangun di tahun 2018 akhir. Rencananya, TPS itu digunakan untuk menempatkan pedagang ketika Pasar Tradisional Pasar Minggu di revitalisasi. Namun, hingga saat ini kelanjutan rencana revitalisasi tak jelas lagi kabarnya yang menyebabkan mereka mengaku tidak mau terlalu berharap atau menunggu proses pemindahan ke TPS. Dalam rencana revitalisasi, pasar tradisional itu akan dibangun lebih modern, menyatu dengan ribuan unit rumah susun. Akan terdapat tiga tower yang rencananya akan dibangun dengan jumlah 2.300 unit itu dibangun di atas empat lahan existing yang ada sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun