Tarno lahir tepat pada hari peringatan peristiwa Isra Miraj, 27 Rajab. Sebuah peristiwa yang tidak bisa diterima akal sehat, diperjalankannya Baginda Rasulullah Muhammad Saw. menggunakan Buroq dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, kemudian Mi'raj menuju langit ke tujuh dipertemukan dengan Allah Swt. dan hanya terjadi dalam satu malam.Â
 Isra Miraj bukan sekedar perjalanan biasa yang dilakukan oleh Rasulullah, peristwa ini merupakan penerimaan perintah kepada umat Muslim lainnya untuk melaksanakan sholat serta terjadi negosisasi antara Rasulullah dengan Tuhan untuk mendapatkan keuntungan kepada kedua belah pihak. Awalnya Rasulullah menerima begitu saja perintah Tuhan untuk melaksanakan Sholat lima puluh rakaat sehari semalam, namun ketika bertemu Nabi Musa As. Muhammad Saw. diberi arahan untuk melakukan negosisiasi kepada Tuhan hingga kesapakatan keduanya cukup dengan lima kali dalam sehari semalam.
 Tarno hanyalah sekedar nama panggilan yang disematkan ketika ia telah tumbuh dewasa. Ia bernama lengkap Muhammad Sutarno yang diberikan oleh kedua orang tuanya sejak keluar dari rahim ibu dan menjajaki dunia yang penuh kepahitan. Kata "Muhammad" dibagian pertama adalah penanda bahwa ia adalah seorang yang beragama Islam, sedang Sutarno yang menjadi kata selanjutnya diartikan sebagai orang yang baik atau terpuji. Begitulah orang tua Pak Tarno memilih nama Muhammad Sutarno untuk anak pertama sekaligus anak terakhir mereka.
Anak yang telah dinanti-nanti dalam tujuh tahun pernikahan penuh harap agar tumbuh menjadi sosok yang taat beribadah sebagaimana keluarga besar Tarno yang religius. Kakeknya adalah seorang Ustadz yang tiap Jumat mengisi khutbah di masjid-masjid kampung, bergiliran dari Jumat ke Jumat, dari Masjid ke Masjid. Sementara bapaknya adalah seorang imam desa yang kerap bertugas menjadi wali nikah seorang perempuan kampung.
Sedang Ibunya, seperti ibu-ibu lain dikampungnya menghabiskan waktu di rumah, mengolah hasil tani sang suami dan menyiapkannya makanan. Disamping itu, rutinitas yang dilakukan tiap sorenya adalah mengajar ngaji anak-anak disekitaran rumahnya, selepas sholat Asar anak-anak kecil itu, satu persatu akan mendatangi rumah Tarno menenteng Alquran atau Iqro (buku ajar) bagi mereka yang baru-baru belajar ngaji.
 Nama adalah doa dan harapan yang dititipkan orang tua kepada anaknya.Â
 Kelahiran Tarno kecil menjadi satu babak baru bagi keluarga ini, kematian kakeknya setahun yang lalu menimbulkan luka yang mendalam. Di hari kematian Kakenya yang saat itu bertepatan dengan hari Jumat dan dipercayai sebagai hari baik, kakeknya ditemukan oleh Ibu Tarno yang tidak lagi bernyawa. Ibu Tarno memeriksa kamar yang ditempati kakeknya merebahkan badan setelah rasa heran timbul dalam dirinya karena berbeda dari hari-hari biasanya Kakek Tarno akan menikmati secangkir kopi hitam di teras rumah sepulangnya dari masjid.Â
Ibu Tarno merasa syok hingga tidak sadarkan diri hingga beberapa jam, berbeda dengan Bapaknya yang dengan tegar menerima hidup yang telah digarisikan Tuhan, matanya berkaca-kaca menahan isak tangis didepan keluarga yang datang melayat. Hidup akan tetap berjalan bagi mereka yang hidup.Â
Setahun berikutnya, Tuhan menggantinya dengan anak kecil yang mengemaskan dan memberikan keceriahan kembali. Senjum diwajah orang tua Tarno kecil kembali terlukis sempurna.
Tarno kecil lahir tepat dihari dan jam yang hampir sama kehilangan Kakeknya, Jumat Subuh. Tangisan pertamanya adalah tanda bahwa ia telah lahir dari tubuh seorang perempuan setelah menumpang hidup sembilan bulan lamanya. Tangisannya diikuti dengan segaris senyuman kecil di bibirnya menandakan bahwa ia akan membawa kebahagian kepada keluarga kecil Tarno.
Begitulah keluarga ini memulai hidup baru, angota baru dalam kartu keluarga menambah tawa baru disetiap harinya. Tarno yang sering menangis meminta tete disaat orang-orang sedang menikmati mimpi dibawah buih-buih bintang, membuat Ibunya harus mengurangi jam tidur berbeda sebelum Tarno dititipkan Tuhan. Tangisan Tarno membuat seisi rumah terbangun, bahkan kadangkala membuat ibunya terjaga semalam penuh. Stamina Ibu Tarno seakan tidak ada habisnya jika harus berurusan dengan Tarno kecil