Mohon tunggu...
endro purnomo
endro purnomo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bebas Lepas Tanpa Batas

Menyerah Bukan Pilihan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Televisi Tergeser Sosial Media

17 Januari 2021   08:00 Diperbarui: 17 Januari 2021   08:11 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dulu YouTube dinilai lebih dari televisi. Sekarang Youtube isinya artis televisi. Apakah televisi sudah mulai banyak yang meninggalkan? Tentunya terjadi pergeseran di masyarakat yang notabene merupakan konsumen media untuk mengakses layanan media. Ini tentunya terjadi perebutan kue iklan. 

Termasuk usaha dari MNC Group melakukan judical review ke MK, mungkin saja merupakan ketakutan pergeseran cara masyarakat mengakses layanan servis media. Tentunya para pekerja pembuat konten kreatif, menjadi pilihan sendiri untuk mencari rejeki di jalur sosial media. 

Seperti saya ini, sebagai pekerja pembuat konten kreatif lebih banyak diuntungkan dengan hadirnya sosial media. Tentu saja dari segi positifnya, berkarya di sosial media itu lebih simpel dan murah. 

Para kreator dibuat senang dengan kemudahan untuk mempublish karyanya di sosial media. Tidak perlu mengalokasikan dana yang besar untuk "placement", dan tentunya dengan algoritma yang valid datanya. 

Beda di televisi, untuk urusan "placement"nya sangat amat mahal, apalagi untuk stasiun televisi dengan rating lima besar wowwww....... fantastis harganya. 

Sering kali biaya produksi tergerus untuk pengalokasian biaya "placement" di televisi. Data rating dan share televisi yang tidak jelas perhitungannya, menimbulkan seribu pertanyaan. Segmentasi penonton televisi yang lebih dimonopoli emak-emak dan asisten rumah tangga, membuat para kreatornya lebih melayani selera emak-emak dan para asisten rumah tangga. 

Kalau di sosial media-kan segmentasinya beraneka ragam. Tetapi di sosial media memang "gatekeeper" nya sangat lemas. Konten yang berbau "buka-bukaan" banyak sekali beredar. 

Yah begitulah dilemanya apa yang dinamakan sosial media. Namun dengan sosial media masyarakat terbantu untuk menciptakan ruang untuk berekspresi, berkarya dan menciptakan lapangan kerja. Balik lagi sebenarnya di masyarakat selaku konsumen media, lebih senang dan nyaman menikmati, mengakses media dengan layanan yang mana?

Penulis : Endro Aji, Mahasiswa STISIP WIDURI/Videographer Profesional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun