Mohon tunggu...
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Mohon Tunggu... Penulis - Endik Koeswoyo

Endik Koeswoyo memulai karier menulis sejak tahun 2006. Hingga saat ini sudah 8 skenario lm layar lebar, lebih dari 25 judul buku dan novel, dan telah menulis lebih dari 100 judul lm televisi, series dan program televisi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kandas Sebelum Melangkah

4 Juni 2012   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Cinta itu apa sih Mas sebenarnya?” tanyanya pelan sambil menyandarkan tubuhnya.

“Cinta adalah anu, anu itu bisa macem-macem… tergantung mereka berdiri dalam bidang apa? Kalau bagi olahragawan barang kali cinta adalah gerakan-gerakan original dari hati ke hati yang bisa menjadikannya semakin bersemangat dalam berolahraga. Bagi ahli Kimia cinta adalah senyawa unik yang bisa menyatukan ion-oin positif dalam tubuh sehingga menjadikan diri ini bersemangat dalam hidup. Kalau menurut Mbah Dukun, cinta itu mistis, seperti doa-doa dan mantra sakti yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan segelas air putih yang di berinya doa,” aku berusaha tersenyum walau gadis di depanku itu menatapku dengan pandangan yang aneh.

“Huff… bingungku saya!!” celetuknya sekali lagi dengan logat Makasar yang kental.

“Intinya, cinta itu relative, tergantung kita menilainya dari sudut sebelah mana. Tapi bagi saya cinta itu kebahagiaan, ketika kita bertemu dengan seseorang dan berbahagia itulah cinta,” aku tersenyum kecil, “coba ceritakan masalahmu lebih detail lagi,” kali ini aku mulai mengajaknya untuk berbicara lebih serius lagi.

“Pertama kali aku naksir cowok itu namanya Vino, tapi kandas dan dia tidak pernah menerima cintaku. Kedua Sammy, eh sama saja, kami tidak pernah pacaran. Lalu Noe, eh ya gitu juga, nggak kesampaian. Pokoknya banyak deh, sekarang aku lagi mencoba untuk jatuh cinta lagi sama satu cowok tapi ya gitu deh, takut ga kesampaian jadi diam dulu aja!” dia menghela nafas panjang, ada bening tipis yang menitik dari matanya.

“Hmmm… “ aku menghela nafas panjang juga, ada beban berat dihatinya yang aku rasakan saat ini.

Aku menatap buku kerja kecilku, ada beberapa nama cowok di sana. Kenapa ini cowok-cowok tidak menerima cinta si gadis Manado? Duh… aneh juga ya? Aku mengamati tubuhnya lebih tajam lagi, dari ujung kaki sampai ujung rambut, dia sehat sempurna tidak ada cacat fisik yang dapat mengurangi kecantikannya.

“OK, kita coba analisis satu persatu. Vino? Kamu tau kenapa dia menolak cintamu?” aku mencoba menggal informasi.

“Nggak taulah kenapa!?” dia mengangkat kedua bahunya bersamaan.

“Sudah mengatakan pada si Vino ini kalau kamu jatuh cinta sama dia?” aku mengajukan pertanyaan susulan dengan cepat.

“Sudah berkali-kali, dan diresponpun enggak!” jawabnya lirih, matanya menerawang beruasaha mengingat masa lalunya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun