“Gitu ya? Anu… hmmm… alasannya kenapa aku harus cari cowok biasa?” dia mengutarakan satu kalimat.
“Artis itu banyak penggemarnya… bisa-bisa kita sebagai pasangannya mati cemburu kalau nggak bisa menerima kenyataan kalau artis itu emang banyak yang suka. Kebanyang nggak kalau lagi pacaran tiba-tiba ada cewek penggemar yang nelpon? Kebanyang nggak kalau pas lagi berdua eh ada yang sms sama pasangan kita yang artis itu bilang sayang dan cinta? Kebanyang nggak kalau lagi jalan berdua di mall tiba-tiba ada fans yang nyium-nyium dia didepan kita? Mati cemburu deh!” aku nyerocos nggak jelas memberikan kata andai-andai yang emang sering terjadi dalam duania artis.
“Iya… ya!? Ya udah deh… aku coba cari orang biasa aja biar tidak mati cemburu,” katanya pelan sambil berdiri lalu melangkah pelan meninggalkan aku.
Aku bernafas lega, ternyata dia bisa memahami dan menerima bahwasanya tidak mudah untuk menjadi pacar seorang artis. Aku hanya bisa berharap dia menemukan cowok yang cocok dan baik. Sayang sekali gadis secantik dia kalau harus kandas sebelum melangkah seperti kejadian yang menimpanya selama ini. Dia tidak salah, tapi kebangeten saja kalau memaksakan diri untuk dapat pacar artis tanpa mau melihat siapa diri kita sendiri.
Diambil Dari Draf Novel PACAR ISI ULANG
@endikkoeswoyo