Mohon tunggu...
Endang Noor Rachmat
Endang Noor Rachmat Mohon Tunggu... Alumni Ma'hadiyah 1980-1990

Endang Noor Rachmat adalah alumni Ma'hadiyah angkatan 1980-1990.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

80 Tahun Perjalanan Drs KH Saeful Azhar dalam Membangun Al-Basyariyah

7 September 2020   12:55 Diperbarui: 7 September 2020   21:14 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuh tahun saya menjadi santri Al-Basyariyah, banyak pengalaman pendidikan, organisasi & pembinaan karakter dengan disiplin tingkat tinggi yang saya terima selama itu. Antara susah, senang, betah dan ingin pulang bercampur saya rasakan.

Dari itu semua, saya merasakan banyak manfaat kebaikan yang terpatri dalam setiap gerak langkah kehidupan di setiap lingkungan yang saya masuki.

Selepas mondok, saya melanjutkan pendidikan tinggi hingga mendapat gelar akademik Magister Pendidikan Islam, sebelum akhirnya diterima sebagai aparatur sipil negara.

Sumedang adalah kota kedua saya, dan disinilah saya merasakan betul hasil didikan Buya terutama tentang kemandirian dan disiplin di setiap sendi kehidupan, sehingga dalam berorganisasi saya dipercaya sebagai ketua Persatuan Guru PAI SMP se-Kabupaten Sumedang, dan dalam kedinasan saya ditugaskan sebagai pengawas.

Tentu, saya merasa bangga menjadi alumni Pesantren Al-Basyariyah, mudah-mudahan saya dapat menjaga nama baik Buya dan almamater sepanjang hayat, dengan menjalankan tugas besar ini secara amanah dan istiqamah. Terimakasih Buya atas didikannya, semoga Allah meridhai dan merahmati Buya sekeluarga, Aamiin!

(Ine Gantini; alumni santri TMI 1984-1991)

Irsyadat & Petuah Buya

Drs KH Saeful Azhar
Drs KH Saeful Azhar

Saat kami di pondok, setiap ba'da shalat Shubuh berjama'ah atau menjelang kepulangan, Buya selalu memberi irsyadatnya yang wajib ditulis oleh para santri. Diantara sekian banyak irsyadat itu, saya sajikan sebagian diantaranya, yaitu sebagai berikut:

  • Pondok ini milik umat Islam; jika Buya mati pondok jangan ikut mati.
  • Santri Al-Basyariyah harus siap memimpin dan siap dipimpin.
  • Kalian  harus menjadi santri yang intelek, atau intelektual yang nyantri; Sarjana yang ulama, atau ulama yang sarjana.
  • Santri Al-Basyariyah harus menjadi pemimpin mutaqin, mutafaqih fiddin, berbudi luhur, beramal ikhlas, terampil, dan berjiwa juang.
  • Kalian jangan mencari kerja, tapi harus mampu menciptakan lapangan kerja.
  • Kalian harus menjadi pelopor dan tampil dalam setiap panggung kebaikan.
  • Janganlah berhenti sampai di sini! Pondok hanya memberi kalian kunci yang akan melipatgandakan kegunaannya untuk membuka pintu-pintu dalam kehidupan.
  • Sudah banyak yang kalian terima, maka gunakanlah segala macam bentuk pendidikan di pondok ini yang sudah kalian dapatkan.
  • Saatnya kalian berbuat dan saatnya kalian memberi. Maka kerja keraslah untuk memberi, sebab dengan memberi berarti kalian telah menerima dan mendapat khairunnas anfa'uhum linnas.
  • Janganlah kalian lalai,  tetaplah belajar, ambillah  ilmu-ilmu yang belum kalian dapatkan di pondok ini, dan amalkanlah!
  • Pendidikan yang dialami selama di pondok ini adalah sebuah proses menempa diri agar kita mampu menjadikan hidup ini lebih bermakna, berarti, dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan umat.
  • Hidup ini hanya sekali,  maka hiduplah yang berarti.
  • Sejauh mana kita memandang, maka orang lain akan lebih jauh
    memandang kita.
  • Biarlah santri kabur karena tidak kuat disiplin, asal jangan kabur
    karena kesan pondok tidak disiplin.
  • Al-Basyariah adalah tempat orang-orang yang baik dan orang-orang yang
    tidak baik yang ingin menjadi baik.
  • Mantapkan segala sesuatu yang sedang kau tempuh. Tempuhlah cita-citamu,
    apapun yang akan terjadi, hadapilah. Kalau tidak kuat, mska hijrahlah supaya
    tidak tersiksa.
  • Pemimpin yang sukses adalah orang yang dapat mengerakan orang lain dengan
    telunjuknya untuk mencapai tujuannya.
  • Jangan takut hidup miskin. Kalau tak punya harta, milikilah jiwa juang. Dengan jiwa juang kalian akan
    dapat berbuat seperti orang kaya atau jadi orang kaya.
  • Pondok akan maju jika sunah dan disiplin sepenuhnya telah
    dihormati dan dikelola oleh santrinya sendiri.
  • Kalau dimarahi oleh guru, diamlah.
  • Kalau kita sudah dalam keadaan panik dan sibuk, maka kita berjalan seperti
    meluruskan benang kasut, kalau itu sudah dilakukan akan terlatih
    ketekunan dan kewaspadaan.
  • Barangsiapa takut kehilangan santri dalam menegakan disiplinnya, maka justru akan kehilangan santri.
  • Disiplin itu tidak enak, tapi lebih tidak enak lagi kalau tidak ada disiplin. Disiplin tanpa hukuman, bagaikan ular tak berbisa.
  • Berjasalah pada pondok, namun jangan sekali-sekali minta jasa.
  • Kebosanan dalam kebebasan lebih menyakitkan dibanding kejenuhan
    dalam disiplin.
  • Biar santri tiggal satu akan kudidik sampai sukses. Biar santri kabur  karena kesan pondok disiplin daripada kabur karena tidak disiplin.
  • Banyak mendengar, banyak melihat, banyak membaca maka akan
    menambah pengetahuan.
  • Guru yang baik adalah guru yang menambah terus ilmunya.
  • Perjuangan tanpa pengorbanan tidak akan berhasil.
  • Apapun yang kau lihat, yang akan kau temukan, yang kau rasakan,
    yang kau dengar, yang kau baca, dan yang terjadi di pondok ini adalah sebagai
    pelajaran, pendidikan dan latihan hidup.
  • Seorang pemimpin yang baik, jika dia tahu semua kelemahan yang dipimpinnya.
  • Cara Buya mendidik orang, semakin tinggi maka akan semakin keras.
  • Tidak berhak santri mengeavaluasi kyai, tapi masyarakatlah yang akan mengevaluasi kyai, jika tidak maka kejadianlah yang akan mengevaluasinya.
  • Sekalipun kamu pintar dan banyak ilmu tapi akhlak tidak benar, maka tidak akan
    dibutuhkan orang.
  • Bangun pagi adalah kunci Al-Basyariyah untuk dihargai orang.
  • Kalau kau menjadi pemipin, maka perhatikan orang yang engkau urus.
  • Segala kepemimpinan Buya cukup kau jadikan contoh jika Buya telah
    mati.
  • Catatlah apa yang kau dapatkan, niscaya kau akan menjadi manusia sukses.
  • Suksesnya seseorang karena ia mau mencatat, dan gagalnya seseorang karena ia tidak mau mencatat.
  • Kalau ingin hidupmu maju maka engkau harus banyak mendengarkan
    omongan orang tua.

Inilah sebagian Irsyadat Buya yang sempat saya kumpulkan, serta mudah-mudahan menjadi bekal para santri untuk berjuang dan berkarya di tengah-tengah masyarakat.

Aamiin Ya Rabbal 'alamiin...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun