Bukan sekadar bergerak tanpa henti.
Tapi juga merasa. Bernapas. Bertanya:
"Aku, sedang benar-benar hidup...
atau hanya melewati hidup ini begitu saja?"
Cobalah sekali-sekali diam.
Matikan layar.
Dengarkan suara detak jam.
Lihat wajah orang-orang di sekitarmu.
Perhatikan ekspresi mereka saat bicara.
Lihat matanya. Rasakan getarnya.
Tanyakan---bukan "apa kabar?"
Tapi: "Bagaimana hatimu hari ini?"
Kita tidak sedang kehabisan waktu.
Kita hanya lupa:
bahwa waktu yang tak dihadiri...
ternyata adalah waktu yang kosong.
Untuk direnungkan:
* Berapa kali kamu bilang "aku hadir", padahal jiwamu di tempat lain?
* Apa yang kamu lewatkan minggu ini karena terlalu sibuk menyelesaikan"sesuatu"?
* Siapa yang sedang diam menunggumu---tanpa kata, tapi berharap?
Jangan tunggu kehilangan untuk merasa bersalah.
Jangan tunggu sunyi untuk menyadari betapa berharganya suara yang dulu biasa.
Jangan tunggu akhir untuk bertanya:
"Aku benar-benar hadir, atau cuma lewat saja?"
Hari ini, jika seseorang mengajakmu bicara---berhentilah sejenak.
Letakkan semuanya.
Matikan layar.
Hadir sepenuhnya.
Bukan karena kamu harus.
Tapi karena kamu bisa.
Dan karena hidup ini...
tidak selalu datang dua kali.