Mohon tunggu...
Wanita Penikmat Rindu
Wanita Penikmat Rindu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya orang biasa

About life, friends, and love

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pion Kecil

25 Juni 2021   16:25 Diperbarui: 25 Juni 2021   16:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Endang Esterina Siahaan


Dinginnya mulai terasa hingga ke sekujur tubuh
membekukan darah yang tadinya mengalir deras
kini perlahan seperti ingin berhenti

Kakiku yang menjadi pondasi tubuh pun mulai gemetar
engkau melayangkan tamparan tepat di wajah malaikat surgaku

Apa yang bisa ku perbuat ?
aku hanya menangis
berhenti ! jangan sakiti ibuku

Aku !
anak yang kalian bawa bersama api yang membara
siap menghancurkan hatiku
dan kepercayaan ku

Aku tak berguna
saat kulihat dia menangis kesakitan
jatuh oleh tamparan mu

Dalam hatiku ada luka yang membekas
ada caci maki yang tak sanggup ku ucapkan

Engkau super hero ku
namun sekejap engkau menjadi iblis yang tak terkendali
yang mungkin tidak ingin ku ingat dalam hidupku.


Penang, Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun