Mia dan William pergi menemui Ryan hari itu juga ke rumah sakit.  Mereka mendapati Ryan yang di temani beberapa perawat memasuki ruang kemoterapi. Mia kembali menangis, kali ini ia menahan dirinya. Menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya  agar suaranya tidak terdengar.
William : Kendalikan dirimu, sayang?
Mia      : ... Ya ampun.. (Menyandar di bahu William) Dia tampak sekarat. (menatap William dengan wajah basah)
William : Kita tunggu disini saja (memapah Mia yang bahunya mulai bergetar)
Mereka menunggu hingga dua jam lebih, dan Ryan masih belum keluar dari ruangan itu. Kemudian Sindi, adik William yang kebetulan bertugas di rumah sakit hari itu melihat  mereka, dan segera datang menghampiri.
Sindi    : William? Mia! Kenapa kalian disini? Siapa yang sakit?
William : Teman kami Sin.. Kau sedang bertugas?
Sindi    : Seharusnya sudah selesai satu jam yang lalu, tapi aku harus menunggu pengobatan pasienku satu orang lagi. Teman kalian dirawat disini?
William : (Mengangguk)
Sindi    : Siapa namanya?
Mia      : Ryan, dia sudah masuk keruangan itu (menunjuk ruangan kemoterapi) dua jam yang lalu, tapi sampai sekarang belum keluar .