Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nasib Gajah di Riau Terhimpit oleh Kebun Sawit

2 Oktober 2025   21:31 Diperbarui: 2 Oktober 2025   21:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gajah di Riau (dok.bkppkutim.com)

Pada tahun 2004, saya berkeliling di provinsi Riau karena mendapat tugas dalam rangka urusan politik. Itulah pertama kali saya menginjakkan kaki di provinsi tersebut. Dalam bayangan saya, Riau masih memiliki hutan lebat yang eksotis, penuh dengan keanekaragaman hayati. 

Selama berada di provinsi Riau, saya berkunjung dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya. Dalam organisasi,  saya adalah salah satu pimpinan dari pusat, maka lazimnya pengurus di daerah  selalu mendampingi dan mengantar saya. Mereka menggunakan mobil pribadi untuk melayani saya.

Seorang pengurus daerah yang juga menjadi pengusaha, sering menemani saya berkeliling. Dia begitu ramah dan royal dalam melayani saya, semua pengeluaran dia yang menanggung. Karena itu, saya pun senang diantar oleh dia. 

Perkebunan sawit 

Pada suatu hari, dia mengantar saya ke kabupaten lainnya. Di perjalanan saya melihat truk-truk besar yang mengangkut kayu gelondongan dari hutan. Kami juga melintas di pinggir hutan yang sedang ditebangi. Saya kaget melihat hutan yang menjadi gundul akibat penebangan tersebut. 

"Kok hutannya digunduli?" tanya saya cemas. 

"Iya mbak, itu lahan hutan lagi dibuka, mau dibikin perkebunan kelapa sawit," jawabnya ringan, seakan itu adalah masalah sepele. 

"Lho, bukannya masih banyak binatang yang hidup di dalam hutan?" 

"Ya, binatang-binatang itu digiring ke tempat lain. Kalau nggak mau, terpaksa di tembak."

Astaghfirullah, saya istighfar dalam hati. Betapa serakahnya manusia, sehingga tak segan-segan berbuat kejam pada makhluk hidup yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun