Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Mana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung

14 September 2025   08:32 Diperbarui: 14 September 2025   08:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Purbaya (dok.kompas.com)

Tidak semua orang mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan yang baru. Apalagi yang tadinya berada di zona nyaman, kemudian berpindah ke kawah candradimuka. Perubahan yang drastis membutuhkan kecerdasan tersendiri untuk menyesuaikan sikap dan perilaku. 

Begitu pula dengan para pejabat, butuh ruang untuk menempatkan diri pada situasi yang baru dialaminya. Perbedaan suasana, bidang yang digelutinya dan etos kerja sangat memengaruhi seseorang dalam bereaksi. Kita tidak bisa berharap terlalu muluk untuk orang yang baru menduduki sebuah jabatan.

Kasus yang paling anyar adalah menteri keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa. Ketika baru dilantik menjadi menteri keuangan, dia mengatakan bahwa tuntutan 17+8 hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia. Tentu saja pernyataan ini menimbulkan gejolak, karena demontrasi belum juga selesai. Tetapi Purbaya segera mengoreksi kesalahannya dan meminta maaf. 

Perbedaan lingkungan kerja 

Lulusan ITB ini memang baru pertama kalinya berada di lingkungan birokrat pemerintahan. Selama ini dia bekerja secara profesional di perusahaan swasta, dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Di tempat kerja yang lama, tidak banyak digunakan basa-basi sehingga dia terbiasa "to the point" tanpa disaring. Kata orang Betawi, blak-blakan. 

Maka, Purbaya sejatinya tidak mempunyai skill komunikasi secara khusus. Gaya komunikasinya natural. Karakternya agak mirip dengan Ahok, jujur dan terus terang. Ingat, dulu ceplas-ceplos Ahok membuat gerah banyak orang. 

Masalahnya kalau sudah menjadi pejabat negara yang berhadapan dengan masyarakat langsung, tidak bisa sembarangan lagi berkata-kata. Sebab, masyarakat terdiri dari berbagai macam golongan sosial, tingkatan ekonomi dan pendidikan yang berbeda. Salah sedikit akan timbul percikan api.

Kebalikannya, seseorang yang biasa bergelut dengan politik pasti pandai merangkai kata. Bahkan bersilat lidah adalah jurus andalannya meskipun sebenarnya dia tidak becus dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Elite politik banyak dipenuhi dengan orang-orang seperti ini. 

Purbaya pun sekilas terlihat sombong dengan mengadakan pertumbuhan ekonomi yang bakal diraih dalam waktu beberapa bulan. Sebetulnya itu bukan kesombongan, melainkan target seorang profesional yang tahu betul kemampuannya. Justru menjadi suatu acuan untuk kita dalam mengawasi kinerja menteri ini. 

Namun Purbaya Yudhi Sadewa memiliki kelebihan dari menteri lain yang juga blunder dalam berkata-kata, sementara kemampuan juga tidak ada. Purbaya langsung sat-set mencari solusi untuk mengatasi masalah keuangan negara dan memperbaiki situasi perekonomian Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun