Belakangan ini mencuat istilah ani-ani. Yang dimaksud bukan ani-ani pemotong padi lho, melainkan merujuk pada status seorang wanita yang menjadi simpanan pejabat atau seorang tokoh. Istilah ani-ani tersebut menjadi viral setelah seorang mantan gubernur digugat wanita yang mengaku simpanannya.
Entah benar atau tidaknya perselingkuhan mantan gubernur itu, bukan hal yang akan kita bicarakan. Tetapi esensi dari ani-ani itu sendiri. Sebenarnya sejak zaman dulu, pada masa Orde Baru, sudah ada profesi atau status wanita simpanan.Â
Dahulu ani-ani lebih sering disebut WIL (Wanita Idaman Lain). Â Banyak pejabat, baik itu pejabat sipil maupun militer, yang mempunyai wanita simpanan. Hanya saja dahulu lebih aman, karena belum ada media sosial dan sangat rapi merahasiakan. Meskipun wartawan mampu mengendus skandal mereka, tapi tidak berani untuk diungkapkan.Â
Gaya hidupÂ
Pejabat-pejabat waktu itu memiliki wanita simpanan sudah menjadi hal yang lazim. Boleh dikatakan, ini adalah gaya hidup para pejabat pada waktu itu. Â Karena itu, rata-rata pejabat tinggi sipil dan militer, serta pengusaha mempunyai wanita simpanan, kasarnya disebut gundik.Â
Ketika saya masih menjadi wartawan magang di salah satu majalah psikologi, grup Gramedia, saya pernah mendapat tugas mewawancarai beberapa wanita simpanan untuk liputan eksklusif. Tentu saja jati diri mereka harus dirahasiakan, untuk menjaga reputasi keduanya.Â
Namun wanita simpanan atau ani-ani pejabat pada masa itu juga bukan orang sembarangan. Â Ada dua tipe, pertama wanita karir yang sukses. Bahkan ada yang menyandang jabatan direktur di sebuah perusahaan. Kedua, artis yang sedang naik daun atau sudah cukup terkenal.
 Masyarakat awam mengenal mereka sebagai wanita single yang mengutamakan karir sehingga tidak sempat menikah. Mereka punya prestasi yang dikenal luas. Di sisi lain, ternyata mereka menjadi simpanan pejabat.Â
Kalau begitu wanita-wanita tersebut sudah punya uang? Jelas. Mereka punya penghasilan memadai untuk mencukupi kebutuhannya. Karir mereka cukup bagus kok.Â
 Jadi, sebetulnya mereka menjadi wanita simpanan bukan karena melulu uang atau harta. Banyak di antara mereka yang mau menjadi simpanan karena butuh rasa aman. Selain itu, mereka juga ingin tetap bebas dan tidak terikat.Â