Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Kelabu di Masjid Biru

13 November 2022   16:48 Diperbarui: 13 November 2022   16:58 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku sama daddy," sahutnya tenang. "Tadi daddy yang melihat Tante. Tuh dia sedang berdiri di pojok, melihat ke arah sini". 

Dadaku berdebar kencang,"Sama Mommy juga?"

Gadis itu menatap sendu,"Mommy sudah meninggal dunia karena sakit kanker, Tante".

Bagai tersambar petir aku mendengarnya. "Innalilahi wa innailaihi Raji'un".

Belum sempat aku berpikir, Sinta serta merta membantu melipat peralatan salat. Aku tertegun-tegun, tak tahu harus berkata apa lagi. 

"Yuk, Tante ikut kami. Daddy mau ketemu Tante. Ada yang mau dibicarakan".

Aku tercenung. Tapi tangan gadis itu sudah menarik lenganku. Seperti kerbau dicocok hidung, aku mengikuti langkahnya. 

Sosok lelaki itu masih tampak gagah, meski rambutnya mulai menipis. Duh, kenapa jantungku seperti melompat-lompat. Aku berusaha menanamkan dalam pikiran, bahwa dia adalah masa lalu. 

"Hai adinda," sapa dia lembut sambil mengulurkan tangan. Dia masih menyebutku seperti itu. 

Kami bertatapan sejenak. Apakah aku tidak salah lihat? Tatapan itu masih sama dengan tatapan puluhan tahun yang lalu sewaktu kami masih bersama. Sebelum dia memutuskan menikah dengan perempuan lain.  Atau itu hanya perasaanku saja.

"Alhamdulillah baik, kakanda. Sengaja liburan di sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun