Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pemakaman di Ujung Desa

16 April 2020   22:44 Diperbarui: 16 April 2020   22:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemakaman (dok.liputan6.com)

Malam itu di balai desa berkumpul beberapa orang, kebanyakan laki-laki. Pak Kades duduk di depan dengan meja kursi, sedangkan warga di hadapannya berderet empat ke belakang. 

Salah seorang warga bertumbuh tambun dan berjenggot berdiri dari kursinya. Ia berkata keras.

"Jangan sampai kita menerima jenazah yang mati karena Corona, Pak Kades," teriaknya. "Nanti kita semua ketularan."

"Betul, betul," timpal beberapa warga yang lain.

"Kita tidak boleh menolak. Ini aturan dari pemerintah," kata Pak Kades.

"Kita lawan saja. Kalau dibiarkan, nanti kita mati semua," seru si Tambun.

"Tidak bisa, nanti kita kena sanksi dari pemerintah,"

"Jangan mau kalah Pak. Ini wilayah kita, bukan milik pemerintah. Benar kan bapak-bapak?" Si Tambun memprovokasi.

"Benar, benar," teriak yang lain.

"Besok kita hadang saja jenazah si Fulan yang mau dimakamkan di desa ini," tambah si Tambun untuk membakar emosi warga.

"Ayo, ayo kita hadang," sambut warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun