Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyambangi Sungai Citarum, Saksi Bisu Kisah Penculikan Bung Karno ke Rengasdengklok

16 Agustus 2018   10:33 Diperbarui: 16 Agustus 2018   14:10 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bantaran Sungai Citarum| Dokumentasi pribadi

Sungai Citarum memang menjadi saksi bisu dari rumah Djiauw Kie Siong tersebut. Namun Sungai Citarum termasuk sungai yang paling besar di Jawa Barat, jika musim penghujan tiba, maka air sungai meluap dan membanjiri area sekitarnya.

Jika rumah Djiauw Kie Siong dibiarkan tetap di tepi sungai Citarum, bisa dipastikan rumah itu akan lenyap. Rumah itu di satu saat hancur oleh banjir atau dimakan rayap. Lebih tepat lagi, bisa hanyut terbawa arus sungai yang menggerus tepian dari tahun ke tahun. Padahal rumah ini adalah tempat bersejarah yang harus dilestarikan.

Karena itulah rumah tersebut kemudian diangkat ke atas, dipindahkan sekitar 150 meter dari tempat semula. Tidak begitu sulit memindahkan rumah yang terbuat dari kayu, cukup ringan ketika digotong bersama-sama pada tahun 1957. Di lokasi pemindahannya inilah kami berkunjung sekarang.

Ruang tamu| Dokumentasi pribadi
Ruang tamu| Dokumentasi pribadi
Ada potret Djiauw Kie Siong di tengah dinding ruang tamu , lengkap dengan ornamen khas Tiong Hoa. Beberapa perabot yang ada di ruangan itu juga masih perabot asli peninggalan masa kemerdekaan, seperti bufet dan seperangkat kursi dan meja. Banyak foto perjuangan menghiasi dinding.

Ranjang Bung Hatta| Dokumentasi pribadi
Ranjang Bung Hatta| Dokumentasi pribadi
Ada kamar tidur dimana dahulu digunakan untuk istirahat Bung Karno dan Bung Hatta. Ranjang kayu jati yang antik dan indah yang ditiduri Bung Hatta masih asli, diselimuti kelambu putih. Ranjang itu tidak boleh diduduki karena kuatir rentan dimakan usia. Namun ranjang Bung Karno telah dipindahkan ke museum di Bandung.

Foto Bung Karno dan Bung Hatta jelas mendominasi rumah itu, sehingga aura kedua tokoh itu masih bisa dirasakan. Meski rumah itu menjadi sesak oleh kunjungan para peserta napak tilas, kami masih bisa menghayati suasana zaman dahulu.

Dinding penuh dengan potret| Dokumentasi pribadi
Dinding penuh dengan potret| Dokumentasi pribadi
Cucu Djiauw Kie Siong yang menunggu dan menjaga rumah bersejarah tersebut dan sekarang diganti oleh cicitnya. Kehidupan mereka sederhana, dengan berdagang kecil-kecilan. Ada warung di sebelah rumah yang menjual kopi dan makanan.

Sayangnya di rumah ini tidak terdapat penjelasan apapun mengenai sejarah yang terkait di dalamnya, baik itu berupa pamlet atau papan informasi. Kami hanya mendengar penjelasan dari Pak Rushdy yang kembali mengisahkan peristiwa persiapan kemerdekaan.

Kartum Setiawan, Ketua KJB| Dokumentasi pribadi
Kartum Setiawan, Ketua KJB| Dokumentasi pribadi
Mas Kartum Setiawan, Ketua Komunitas Jelajah Budaya yang menjadi tour leader membawa kami menyusuri sungai Citarum dan menunjukkan lokasi awal keberadaan rumah Djiauw Kie Siong. Dari atas tebing, ia memberi gambaran rumah di tepi sungai tersebut.

Pada saat ini musim kemarau dengan sinar matahari yang sangat menyengat. Sungai Citarum dalam keadaan surut meski masih mengalirkan air. Jarak antara tebing dengan air sungai cukup tinggi, ada sekitar 10 meter atau lebih. Tetapi kalau musim hujan, air bisa naik sampai ke permukaan.

Dari kejauhan kami melihat perahu penyeberangan lalu lalang mengantar penduduk. Yup, sungai ini juga merupakan batas antara kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Jika ingin melintas dengan cepat, gunakan saja perahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun