Fakta menarik lainnya, untuk menentukan kualitas wine kita bisa lihat ketika kita menggoyang gelas wine-nya, kalo wine-nya jatuh tidak seperti minyak, berarti kualitasnya kurang bagus atau bukan premium.
Kunjungan-kunjungan yang menambah pengetahuan seperti ini membuat hari saya menjadi lebih berwarna di negara ini, kategori selingan tapi tetap menarik. Grup peneliti kampus kami memang sangat memperhatikan hal-hal pengisi waktu untuk membuang jenuh dan bosan. Dan yang pasti, sepanjang kunjungan ke perkebunan anggur tersebut, saya tidak henti-henti nyomot anggur yang masih fresh seperti di foto ini, lalu dimakan.
Setelah nyobain beberapa jenis wine kualitas bagus mereka, berasa juga oleng dan pengen ngomong banyak. Mana sore harinya saya dijamu sama Prof. Martina dan suaminya makan malam di salah satu resto di pusat kota. Saya telat datang karena menunggu pengaruh wine-nya hilang, ini buruk sekali. Dan, dia pun (sebagai orang Jerman, tidak tau menentukan kualitas premium itu begitu mudahnya). Dan, iya, dia ketawa dan memaklumi saja kalo saya bilang agak oleng, selain tidak biasa, mungkin karena coba beberapa jenis sekaligus.
Untuk foto-foto lebih lengkap bisa dilihat di IG saya.
***
Postingan pertama setelah Kompasiana membuat perubahan editing fiture nya, yang, sangat membantu si pemales update tulisan seperti saya karena upload foto dulunya ribet. Sementara, kalo bisa, saya maunya cuma posting foto saja yang banyak, dan menulis di keterangan foto saja. Haha.