Mohon tunggu...
Emilianus Elip
Emilianus Elip Mohon Tunggu... Human Resources - Direktur Yayasan Nawakamal Mitra Semesta (https://nawakamalfoundation.blogspot.com)

Berlatar pendidikan Antropologi. Menulis....supaya tidak gila!!! Web: https://nawakamalfoundation.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Upaya Mencegah Radikalisme-Terorisme Berbasis Agama

6 Februari 2019   22:03 Diperbarui: 6 Februari 2019   22:44 7430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Ini semua merupakan narasi "counter ideology" yang perlu dan harus disebarkan kepada dunia. Bahwa mendirikan negara Islam dengan jalan radikal-terorisme itu adalah kriminal, menumbuhkan penderitaan sesama kaumnya, dan (mungkin juga)  "haram" hukumnya.

Harian Kompas di bulan Juni 2017 pernah memuat pemberiataan kecil bahwa ada seorang perempuan Indonesia yang menjadi relawan gerakan NIIS hanya karena tertarik oleh janji propaganda oleh NIIS bahwa negara Islam yang sedang diperjuangkan akan mensejahterakan rakyatnya dalam berbagai segi. Setelah terlibat dalam gerakan itu, akhirnya perempuan itu memutuskan untuk keluar karena semuanya itu bohong. 

Sangat mungkin masih banyak perempuan dan lelaki lain, tidak hanya dari Indonesia, yang bergabung dengan NIIS hanya semata-mata persoalan yang nampaknya demi ekonomi dan kesejahteraan hidup.

Perempuan dan orang-orang lain yang seperti dia, adalah korban ideologi yang disebarkan oleh NIIS dengan janji dogma surgawi dan kesejahteraan. Kalaupun akhirnya tetap miskin dan menderita, sorga adalah janjinya karena sudah ikut terlibat jihad membentuk negara Islam sebagaimana diperjuangkan oleh NIIS. Orang-orang semacam ini menurut saya mengalami "disorientasi" ideologi agama. 

Tidak mungkin hanya karena ekonomi lantas bergabung dengan NIIS. Lebih baik menjadi TKI di Arab Saudi saja kalau hanya mengejar perubahan ekonomi. Dan nampaknya banyak orang Indonesia yang mengalami hal semacam itu, dan merelakan diri bergabung dengan NIIS, Al-Qaeda, atau radikalisme lain di Timur Tengah.

Counter Ideology di Indonesia untuk melawan dogma yang digaungkan oleh NIIS dan kelompok radikalisme lain sangat minim. Dimana letak kesalahan atau kelemahan ajaran NIIS dan kelompok radikalis yang lain dalam konteks Islam, tidak cukup luas digaungkan. 

Penderitaan kaum Muslim di pengungsian-pengungsian, harapan, pandangan, dan sikap kritis mereka terhadap kaum radikal Islam juga minim sekali diungkap. Apakah menjadi pengungsi adalah bagian penderitaan yang tetap harus ditanggung sebagai pengorbanan kaumnya yang lain yang sedang berjuang mendirikan negara Islam (NIIS)? Ini semua menurut saya karena kita semua mengalami disorientasi dan ambiguitas.

Apa sebabnya! Karena semua gerakan radikal itu mengatas namakan dogma ajaran agama (dalam hal ini Islam). Semua pemimpin gerakan radikalis yang dimaksud memiliki status posisi sebagai pemimpin agama di kelompoknya masing-masing. Maka apakah dibenarkan ataukah akan menjadi "rahmat" jika Islam melawan Islam, Muslim melawan Muslim!! 

Itulah yang menjadi penyebab mungkin munculnya disorientasi dan ambiguitas sikap. Itulah yang mungkin menyebabkan bahwa sebagian besar teman Muslim di Indonesia hampir-hampir tidak percaya: "bagaimana ini kok kita melawan sahabat atau sodara kita yang Muslim pula! Apa yang harus kita lakukan!?". Dan oleh karena itu akibatnya memilih jalan diam, sulit ditebak sikap orientasinya. Ini semua karena sangat sedikit sumber yang sah yang memberikan orientasi counter ideology terhadap ajaran-ajaran Islam yang radikal yang digemborkan oleh NIIS, Al-Qaeda, dan lainnya.

Langkah Upaya Meredam!!!

Harus disadari sejak awal bahwa upaya meredam radikalis-terorisme agama ini dihadapkan pada masa sebagian besar rakyat Indonesia yang "disorientasi dan ambigu" sebagaimana saya gambarkan di atas. Ini semua karena kita sangat nyaman berabad-abad dengan kondisi harmonis antar etnis, golongan, dan agama yang hidup di Indonesia, yang bahkan sudah sangat disanjung dan terkenal di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun