Hambatan Transisi Energi: Subsidi energi fosil menghambat upaya pemerintah dalam transisi menuju energi bersih dan rendah emisi, karena masyarakat dan industri cenderung memilih energi murah daripada berinvestasi pada energi terbarukan.
Reformasi Subsidi: Menuju Kebijakan yang Tepat Sasaran
Pemerintah telah menyadari urgensi reformasi subsidi energi. Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen untuk mengevaluasi dan menata ulang kebijakan subsidi agar lebih tepat sasaran, sehingga benar-benar menjangkau masyarakat miskin dan rentan. Pembatasan pembelian BBM bersubsidi, misalnya, diharapkan dapat mengurangi defisit anggaran dan mengalihkan dana ke program pembangunan yang lebih produktif.
Langkah-langkah reformasi ini meliputi:
Penajaman data penerima subsidi agar hanya kelompok rentan dan miskin yang menerima manfaat.
Pengalihan dana subsidi yang dihemat ke sektor-sektor prioritas seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Edukasi publik tentang pentingnya efisiensi energi dan transisi menuju energi bersih.
Kesimpulan
Subsidi energi tetap penting sebagai instrumen perlindungan sosial, tetapi pelaksanaannya harus terus dievaluasi agar tidak menjadi beban abadi bagi APBN. Reformasi kebijakan subsidi energi menuju sistem yang lebih tepat sasaran dan efisien adalah kunci menjaga kesehatan fiskal negara sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. Pembenahan data penerima, pengetatan alokasi, dan pengalihan dana ke sektor produktif harus menjadi prioritas agar subsidi energi benar-benar menjadi solusi, bukan masalah baru bagi anggaran negara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI