Mohon tunggu...
Elva Riria
Elva Riria Mohon Tunggu... Freelancer - Aku, Alam Mimpi, dan Negeri Ajaib.

Aku hanya ingin bercengkrama dengan kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Intuisi dalam Imaji

28 September 2019   01:27 Diperbarui: 28 September 2019   05:38 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aroma hutan pinus masih terasa merengkuh epiderma
Serangga hutan masih saja bersahutan
Tawa lepas tak perlu kuperjelas
Jalanan ini mengukir jejak kaki


Aku seolah terjebak disini bersama sepenggal memori
Yang mungkin kan pudar seiring waktu berputar
Pada turunan anak tangga pertama
Kau memberi aba-aba


"Berhenti, tetap disitu!"
Perlahan kau melangkah mundur menuruni anak tangga itu
Dan tepat saja tebakanku
Sembari membetulkan posisi topimu yang dengan spontan kau letakkan di kepalaku


Kau membidikkan lensa kamera tuamu yang tempo hari pernah kau ceritakan padaku bahwa itu pemberian ayahmu
Sungguh epic!!
Tumbuhan paku-pakuan menari-nari seolah menyambutku di sini
Aku tak pernah sebahagia ini


Putaran waktu pun seolah tak kunjung berlalu
Tak ingin mengusik canda tawa antara kau dan aku
Seketika intuisi berkata, "Ini hanya sementara."
Dalam imajiku, "Apakah ratusan anak tangga ini hanyalah ilusi semata?"

"Bahwa aku tak seharusnya menapaki jejak kaki disini?"

"Tapi mengapa deretan bebatuan raksasa di ujung sana menarikku untuk terjeda begitu lama?"

"Hingga mendongak ke tebing-tebing yang menjulang tinggi dan ternyata kudapati pelangi."

"Arrghhh.. Tempat ini terlalu kukagumi jika hanya menjadi sebuah pijakan mimpi yang pada akhirnya harus kuakhiri sendiri!!" 

***

28/09/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun