Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menunggu Samson di Pulau Burung, Indragiri Hilir, Riau

15 Juni 2021   16:49 Diperbarui: 15 Juni 2021   17:00 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Puskesmas Pulau Burung, Erlina sedang membujuk keluarga pasien. (Foto : Elvidayanty Darkasih/dok. Dinkes Indragiri Hilir)

"Kalau hari tidak hujan dan jalannya kering, bisalah angkut pasien pakai Samson, Dek. Itu sebabnya kami belum bisa sepenuhnya meninggalkan puskesmas yang lama itu."Jawab Kak Eli. Saya belum sempat bertanya Samson itu apa atau siapa, kami keburu tiba di lokasi puskesmas yang baru. Jaraknya sekitar 4 kilometer dari puskesmas yang lama.

Saat kami tiba di puskesmas yang baru, puskesmas tersebut terlihat lengang dan sepi, mungkin karena saat itu hari Minggu. Untuk sebutan puskesmas, menurut saya bangunannya cukup megah. Beberapa alat kesehatannya juga lumayan lengkap, sebagian besar alat-alat tersebut belum pernah digunakan karena pasokan listrik yang hanya dari pukul 17.00 - 07.00 WIB, pasien pun masih sepi karena kondisi jalan. Tapi Erlina optimistis, kelak jalan tersebut akan dibuat lebih lebar karena banyak warga yang lalu lalang melewati jalan tersebut. Dia juga khawatir, jika alat-alat kesehatan yang disediakan Dinas Kesehatan Indragiri Hilir tidak pernah digunakan sama sekali, malah akan membuat alat-alat tersebut rusak.

Puskesmas Pulau Burung yang baru. (Foto : Elvidayanty Darkasih/dok. Dinkes Indragiri Hilir)
Puskesmas Pulau Burung yang baru. (Foto : Elvidayanty Darkasih/dok. Dinkes Indragiri Hilir)
"Bangunan sebagus ini, dengan kondisi jalan seperti itu, bagaimana cara mengangkut materialnya saat pembangunan puskesmas ini?" Tanya saya penasaran.

"Sekitar 500 meter dari puskesmas ini ada parit/kanal. Material bahan bangunan diangkut dengan transportasi air, itupun harus menunggu musim air laut pasang. Setelah tiba di pinggir kanal, material bahan bangunan diturunkan di pinggir kanal, lalu diangkut dengan Samson ke sini." Ucap Bang Edi, suami Kapus Pulau Burung yang ikut menemani kami ke puskesmas Pulau Burung yang baru.

"Samson itu siapa?" Dalam waktu beberapa jam, saya sudah mendengar kata Samson tiga kali, dan saya belum juga paham siapa yang dimaksud dengan Samson. 

Bang Edi tertawa mendengar pertanyaan saya, "Samson itu seperti Viar, motor roda tiga yang ada gerobaknya." 

Kali ini, saya yang tertawa. Betapa berartinya Samson di Pulau Burung. 

Elvidayanty Darkasih, Indragiri HIlir, Riau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun