Mohon tunggu...
Elsha Teresia Silaban
Elsha Teresia Silaban Mohon Tunggu... Mahasiswa

Memiliki ketertarikan dalam bidang humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Emosi Menguji, Self-Regulation Menjadi Solusi: Rahasia Motivasi Belajar Mahasiswa

16 Oktober 2025   21:48 Diperbarui: 16 Oktober 2025   21:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depositphotos.com

Pernah nggak sih kamu udah niat banget belajar, tapi tiba-tiba malah buka HP dan scroll media sosial berjam-jam? Atau baru buka buku, eh, kepala langsung penuh, emosi campur aduk, dan akhirnya belajar nggak jalan? Situasi kayak gini sering banget dialami mahasiswa. Nggak ada yang salah, karena manusia memang punya emosi.. Dan kadang, emosi itu bisa jadi pendorong, tapi juga bisa jadi penghambat.

Masalahnya, ketika emosi negatif seperti stres, cemas, atau rasa malas nggak bisa dikendalikan, motivasi belajar akan menurun dan prestasi pun ikut terpengaruh. Nah, di sinilah peran self-regulation jadi penting. Salah satu bagian terpenting dari kemampuan ini adalah kontrol emosi, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaan agar tetap mendukung tujuan kita.

Apa Itu Self-Regulation?

Self-regulation adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri.. Bukan hanya soal disiplin atau rajin belajar, tetapi juga bagaimana kita mengelola pikiran, emosi, dan perilaku agar tetap selaras dengan tujuan jangka panjang.

Bagi mahasiswa, kemampuan ini sangat penting. Dengan self-regulation, kita bisa:

  • Menyusun rencana belajar yang realistis.
  • Mengatur waktu agar tidak ketinggalan.
  • Mengevaluasi sejauh mana kemajuan belajar kita.
  • Tetap fokus meskipun banyak gangguan di sekitar.

Tanpa self-regulation, mahasiswa mudah teralihkan, cepat menyerah, dan rentan terjebak dalam prokrastinasi alias kebiasaan menunda-nunda.


Kontrol Emosi: Kunci dalam Self-Regulation

Kontrol emosi adalah kemampuan untuk menyadari, memahami, dan mengatur perasaan yang muncul dalam diri. Misalnya, ketika nilai ujian turun, wajar jika kita merasa kecewa. Namun, yang membedakan seseorang dengan self-regulation yang baik adalah bagaimana ia bereaksi terhadap perasaan tersebut.

Jika emosinya tidak terkendali, kekecewaan bisa berubah menjadi malas belajar, pesimis, bahkan menyerah. Namun, jika bisa mengelola emosi dengan baik, rasa kecewa justru bisa menjadi motivasi untuk memperbaiki strategi belajar. Inilah yang membuat kontrol emosi berperan penting dalam menjaga motivasi.

Emosi dan Motivasi Belajar: Dua Sisi yang Saling Terkait

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun