Mungkin memberikan keuntungan bagi pelaku tetapi hanya dalam jangka pendek saja, risiko jangka panjangnya sangat besar dan lebih merugikan. Ketika keinginannya sudah terpenuhi, muncul rasa ketidakpuasan yang selalu tidak terpenuhi dan kembali menggunakan cara yang melanggar hukum. Sifat rakus menjadi hal yang banyak orang hiraukan sebagai dalang pembentuk kanker moral yang tengah merajalela di masyarakat kita. Untuk mengatasi masalah korupsi dan suap, kita perlu mengakarinya pada sifat rakus itu sendiri.
Lingkungan sosial memainkan peran besar dalam memengaruhi karakter seseorang. Manusia dari lahir hingga masa pertumbuhan akan mulai memerhatikan dan meniru beberapa perilaku orang lain di sekitarnya. Menyadari ini, sifat rakus yang dapat merugikan orang lain bisa dihindari melalui pengaruh lingkungan di sekitar.Â
Jikalau dari kecil manusia dibesarkan di lingkungan yang mengajarkan akan bagaimana pentingnya menerapkan kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab serta pemberian contoh nyata bukan hanya sekedar ceramah dari mulut saja, kemungkinan besar mereka akan tumbuh dengan memegang teguh sikap-sikap yang sudah diajarkan oleh lingkungannya itu bahkan menjadi prinsip hidup mereka. Maka dari itu untuk mengubah sifat rakus seseorang, kita bisa mulai dari diri kita  terlebih dahulu.Â
Mulailah bersikap jujur pada diri sendiri dan orang lain, bersungguh-sungguh belajar untuk menggapai cita-cita, tidak menyalahi aturan yang berlaku, dan komitmen untuk terus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang menjadi kewajiban kita. Tanpa kita sadari nantinya kebiasaan kita menerapkan prinsip-prinsip baik akan ditiru oleh orang lain. Dengan begitu kita sudah membantu membentuk generasi yang lebih sadar akan bahaya sifat rakus dan berkomitmen untuk menghindarinya.
Menghilangkan sifat rakus bukanlah tugas yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan kesadaran yang kuat akan bahayanya, pendidikan yang berkualitas, dan penegakan hukum yang tegas bagi para pelaku korupsi dan penyuapan, kita dapat membuka jalan menuju masyarakat yang lebih jujur, adil, dan berintegritas. Sifat rakus mungkin merupakan musuh internal terbesar kita, namun bersama-sama, kita dapat mengalahkannya.