Mohon tunggu...
Elivia Niadianti
Elivia Niadianti Mohon Tunggu... Human Resources - Life is learning

HR enthusiast,Bachelor degree of psychology,MM Unisma 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemasaran Digital Gaya Hidup Travelling di Kala Pandemi Covid-19

28 Januari 2021   22:30 Diperbarui: 28 Januari 2021   22:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Pemasaran digital gaya hidup  travelling dikala pandemic covid-19"

Elivia Niadianti S.Psi, Dr.Nur Hidayati, SE,. MM

Program studi Pascasarjana Magister Manajemen

Universitas Islam Malang

eliviania20@gmail.com

Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang dunia sedang merasakan krisis yang diakibatkan oleh adanya virus covid 19. Virus covid 19 ini merupakan virus yang diduga datangnya dari negara china, dan sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus ini sudah tersebar dengan cepat dan memakan ribuan jiwa didunia. Di Indonesia sendiri tercatat sebanyak 368.842 orang positif covid-19 per tanggal 20 oktober 2020( Survey merdeka.com)

Untuk mencegah penyebaran virus ini kita diharuskan untuk mematuhi protocol-protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, tidak berkerumun dan selalu memakai masker. Ruang public pun dibatasi guna mencegah penyebaran virus Covid-19 ini. Beberapa fasilitas umum sempat ditutup, pemberlakuan PSBB dibeberapa daerah, tidak adanya aktivitas-aktivitas public yang sudah menjadi kegiatan dikala normal, dan himbauan untuk tetap tinggal dirumah apabila tidak ada kepentingan yang mendesak.

Hal tersebut membuat banyak orang merasa bosan dan jenuh karena ruang gerak yang terbatas akibat penyebaran Covid-19 ini. Utamanya seorang yang terbiasa beraktivitas diluar rumah dan diharuskan Work From Home(WFH). Segala sesuatu dilakukan hanya dalam rumah saja untuk meminimalisir penyebaran virus ini. Hal tersebut mungkin berdampak kecil bagi sebagian orang yang terbiasa bekerja dari rumah, namun akan berdampak besar bagi seseorang yang terbiasa beraktivitas diluar rumah.

Seseorang yang biasanya lebih sering beraktivitas diluar ruangan, dengan adanya situasi ini membuat mereka harus berdiam diri dirumah. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan-kebutuhan akan hiburan seperti berwisata ataupun mengeksplor diri menjadi terbatas. Sehingga terjadinya hal baru yang ada, seperti virtual travelling yang marak terjadi sekarang ini.

Virtual travelling yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melihat wisata-wisara secara live video yang dipasarkan oleh agen-agen travel secara online di internet dengan tarif yang murah. Seseorang yang sudah membeli tiket virtual travelling ini pun dapat mengakses live perjalanan ke berbagai destinasi yang disuguhkan. Cara pembayaran pun cukup mudah dapat dilakukan dengan platform-platform aplikasi pembayaran online sampai m-banking.

Strategi promosi ini banyak diterapkan karena perubahan situasi yang terjadi karena pandemic. Alat promosi yang digunakan berupa iklan yang banyak kita temukan di internet. Berbagai konten wisata dibuat sedemikian rupa dengan ekspresi yang kuat untuk menarik konsumen. Promosi penjualan jasa travelling ini ditujukan untuk memberi tahu kebiasaan yang tidak lazim namun tetap bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan berwisata seseorang dengan peyajian iklan dan paket yang memikat sehingga tertanam dan melekat di mindset konsumen untuk memilih virtual travelling sebagai salah satu alternatif berlibur dari rumah.

Hal ini juga menjadi hal baru pada masyarakat karena kebiasaan travelling yang biasanya dilakukan secara langsung, di kala pandemic ini pun berubah menjadi virtual. Salah satu contohnya yaitu tur virtual jelajah nusantara bersama atourin, dengan ketentuan tur selama 1,5 jam dan dengan membayar sebesar Rp. 50.000 seseorang dapat  melintasi kepulauan Indonesia tanpa meninggalkan rumah. 

Kemudian , virtual jalan kaki di kalemedgan fortress bersama TourHQ, dengan tourguide berbahasa inggris dan biaya Rp. 204.800 seseorang dapat merasakan sensasi berjalan-jalan di Serbia dengan tetap aman tanpa meninggalkan rumah (sumber : traveloka.com) . Masih banyak contoh-contoh lain virtual travelling yang ditawarkan diberbagai platform social media dengan paket-paket destinasi tertentu dan dengan durasi tertentu pula.

Dalam sisi marketing pun hal ini merupakan hal baru. Awalnya cukup sulit untuk industry travel menerapkan hal seperti ini karena tantangan-tantangan baru yang harus dihadapi seperti pengambilan gambar dan video yang harus menarik, sehingga para wisatawana online dapat merasakan travelling yang sesungguhnya, selain itu tour guide harus dapat mengikuti alur virtual travelling dengan baik dan dapat menjelaskan objek-objek wisata dengan komunikatif. Hambatan lain yaitu koneksi internet yang mungkin saja tiba-tiba menjadi lambat saat travelling berlangsung, hal ini akan membuat kepuasan pelanggan menjadi berkurang.

Industry-industri jasa travel yang mau dan mampu bergerak menerima perubahan masih dapat bertahan dikala pandemic seperti ini. Namun, tak sedikit juga industry jasa travel yang harus gulung tikar karena ketidakmampuan menghadapi tuntunan pasar yang menuntut adanya inovasi-inovasi terbaru sehingga industry jasa travel masih bisa berjalan tanpa mengalami kerugian.

Masalah pemasaran lainnya yaitu tidak semua konsumen tertarik dengan adanya virtual travelling ini, karena beberapa kelompok travelling lebih suka berjalan-jalan secara langsung, sehingga situasi berwisata yang didapatkan lebih terasa seperti kelompok wisatawan pendaki gunung, atau penyelam. Bagi kelompok-kelompok tersebut virtual travelling kurang menarik karena hanya menyajikan wisata secara virual saja, dan tidak secara langsung dapat melakukan aktivtas yang biasanya menjadi tujuan utama berwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun