Kabupaten Semarang - Demokrasi bukan hanya milik orang dewasa. Nilai-nilai partisipasi, kejujuran, dan tanggung jawab dapat dikenalkan sejak anak-anak duduk di bangku sekolah dasar. Hal inilah yang menjadi semangat dalam kegiatan Pesta Demokrasi Kecil yang digelar oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada 1--2 Agustus 2025 di SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Gogodalem, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas IV, V, dan VI dengan antusiasme yang luar biasa. Mereka menjadi aktor utama dalam sebuah simulasi pemilu sederhana yang dikemas menarik, menyerupai pelaksanaan pemilu sebenarnya. Mulai dari proses kampanye, mengantri di bilik suara, mencoblos, hingga menyaksikan penghitungan suara, semua tahapan dibuat semirip mungkin dengan pemilu nyata, tetapi tetap disesuaikan dengan dunia anak-anak.
Suasana sekolah tampak berbeda. Teriakan yel-yel kampanye siswa yang mencalonkan diri sebagai "ketua kelas versi pemilu" menggema di halaman sekolah. Dengan penuh semangat, para kandidat menyampaikan visi-misi sederhana, misalnya ingin membuat kelas lebih bersih, mengadakan kegiatan bermain bersama, atau lebih rajin belajar kelompok. Anak-anak lain yang berperan sebagai pemilih juga tampak serius memperhatikan, seolah-olah benar-benar tengah mengikuti pemilu resmi.
Setelah tahap kampanye, mereka diarahkan menuju bilik suara. Dengan tertib, siswa berbaris menunggu giliran, lalu mencoblos sesuai pilihan hati nurani. Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN bersama guru mengajak siswa menyaksikan langsung proses penghitungan suara. Sontak sorak sorai dan tepuk tangan menggema saat pemenang diumumkan.
Menurut salah satu guru pendamping, kegiatan ini tidak hanya memberi keceriaan, tetapi juga sarat makna. "Anak-anak jadi belajar bahwa setiap suara itu sama nilainya. Mereka juga mengerti bahwa dalam memilih harus jujur dan bertanggung jawab," ungkapnya.
Mahasiswa KKN UNNES yang menjadi penggagas kegiatan menambahkan, simulasi ini sengaja dirancang agar anak-anak bisa memahami prinsip dasar demokrasi sejak dini. Harapannya, pengalaman sederhana ini kelak menjadi fondasi awal dalam membentuk generasi muda yang kritis, partisipatif, dan berintegritas.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa siswa semakin memahami arti penting pemilu sebagai sarana memilih pemimpin dengan adil dan transparan. Meski hanya sebuah simulasi, pengalaman ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi bukan sekadar pesta lima tahunan, melainkan budaya yang harus dijaga dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pesta Demokrasi Kecil di SD Gogodalem membuktikan bahwa pendidikan demokrasi tidak harus selalu serius dan kaku. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak-anak bisa belajar sambil bermain, sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur yang akan berguna dalam perjalanan mereka sebagai warga negara di masa depan.
TIM UNNES GIAT DESA GOGODALEM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI