Angka stunting atau gagal tumbuh pada anak saat ini masih menjadi masalah berbagai pemerintah daerah, termasuk di Banyuwangi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novia Prawita Murti et al., (2022) menunjukkan bahwa status gizi siswa sekolah dasar di Kabupaten Banyuwangi dengan kategori sangat kurus 5,31 %, kurus 4,13 %, gemuk 5,61 %.  Masalah gizi pada anak sekolah dapat berdampak pada prestasi belajar anak dan pertumbuhan fisik anak  antara lain Kurang Energi Protein (KEP) dan anemia.
Anak sekolah termasuk santri merupakan salah satu populasi yang paling rentan dalam hal gizi. Kekurangan dan kelebihan gizi pada anak akan berdampak negatif terhadap potensi pertumbuhan ekonomi negara. Anak yang tidak mendapatkan gizi yang cukup akan tertinggal dalam perkembangan fisik, mental, dan intelektualnya seperti  daya konsentrasi  dan  kecerdasannya. Kurangnya asupan makanan dan tingginya penyakit infeksi merupakan dua penyebab langsung gizi buruk yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan cukup kompleks.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menangani masalah tersebut serta  untuk  mendukung  pertumbuhan  dan perkembangannya adalah dengan pemenuhan  gizi  pada anak  sekolah termasuk dalam hal ini adalah santri di pondok pesantren . Status gizi yang baik akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya dapat meningkatkan kemampuan intelektual yang berpengaruh terhadap daya kosentrasi dan kecerdasaan anak, sehingga fase anak usia sekolah merupakan fase dimana anak sangat membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan dan perkembangan. Agar tumbuh kembang anak dapat optimal, diperlukan asupan gizi yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Pondok Pesantren Safinatul Huda merupakan salah satu Pondok Pesantren yang ada di Kecamatan Kabat Banyuwangi, yang banyak mencetak prestasi dari santriwan santriwati berprestasi. Untuk mencapai target menjadi pondok pesantren yang berprestasi perlu didukung oleh berbagai faktor diantaranya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas bisa dibentuk dengan cara salah satunya adalah perilaku mengkonsumsi gizi seimbang pada siswa. Untuk mendukung perilaku kebiasaan siswa dalam hal mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, maka diperlukan suatu cara untuk memahamkan kepada siswa dengan cara mentransfer/memberikan pengetahuan terkait gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip bukan terfokus pada besarnya jumlah yang dikonsumsi namun lebih pada nilai gizi yang di konsumsi kenekaragaman atau variasi yang terbebas dari bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta di pertimbangkan pula aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal.
Pondok Pesantren Safinatul Huda (Safinda) beralamatkan di Jl. Pondok Nongko Dusun Secawan, Dadapan Kecamatan Kabat Banyuwangi. Berdasarkan studi pendahuluan di Pondok Pesantren Safinatul Huda Banyuwangi, didapatkan hasil rata-rata santri belum mengkonsumsi makanan sesuai dengan pola gizi seimbang. Sejauh ini, santri di Pondok Pesantren tersebut belum pernah mendapatkan edukasi terkait gizi seimbang dengan menggunakan alat peraga, kegiatan terkait edukasi kesehatan yang pernah dilakukan untuk santri  menggunakan metode ceramah konvensional. Sehingga diharapkan melalui edukasi gizi seimbang dengan menggunakan metode tokoh pewayangan ini  santri  mampu lebih mudah memahami tentang gizi seimbang.
Oleh karena itu, Tim Program Pengabdian Masyarakat Pemula tahun 2025, yang diketuai oleh Elita Endah Mawarni beserta anggota pengabdi yang terdiri atas Mulya Agustina, S.Gz, M.Si dan Dea Amanda Caressa, M.Kes, dibantu oleh mahasiswa atas nama Putri Fauziah Habibie dan Ravenna Ika Bella Winanda  berinisiatif melakukan langkah memberikan pemahaman kepada santri  pondok pesantren tentang pentingnya kebutuhan gizi seimbang pada santri dengan menggunakan metode pakeliran tokoh pewayangan. Program ini didukung oleh STIKES Banyuwangi dan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Kegiatan implementasi informasi gizi dengan menggunakan media pewayangan ini bertujuan agar santri dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang gizi seimbang dan mengaplikasikan perilaku mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dalam kehidupannya untuk mencapai santri yang sehat, sejahtera, dan cerdas di masa yang akan datang.
Pelatihan ini dilakukan dalam sembilan (9) sesi yaitu Pengenalan Wayang Gunungan (Piramida Konsep Gizi Seimbang), Pengenalan Wayang Sri (Kelompok Bahan Makanan Serealia), Pengenalan Wayang Rama (Kelompok Bahan  Makanan Kacang- Kacangan), Pengenalan Wayang Bima (Kelompok Bahan Makanan Daging), Pengenalan Wayang Arjuna ( Kelompok Bahan  Makanan  Ayam  dan Telur), Wayang Nakula dan Sadewa (Kelompok Bahan Makanan Sayur dan Buah), Pengenalan Wayang Gatotkaca (Kelompok Gula, Garam, dan Lemak), Demo masak menu sederhana, dan Penugasan Drama Wayang Gizi bagi santri.