Mohon tunggu...
Elisa DwiSafitri
Elisa DwiSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Psikologi: Sering Mengkhayal Bahayakah?

4 Desember 2022   21:09 Diperbarui: 4 Desember 2022   21:20 1770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pixabay

Psikologi.

Pernahkah kalian menghayal sebelum tidur? Atau pernahkah kalian tiba-tiba melamun dan memikirkan tentang masa depan? Kita sebagai manusia pasti pernah yang namanya menghayal. Menghayal menjadi juara kelas, menghayal menjadi orang kaya dan yang lainnya.

Hal ini tentu sangat wajar bila kita pernah melakukannya akan tetapi, menghayal juga bisa menimbulkan bahaya apabila sudah berada pada tahap kecanduan. Kecanduan menghayal di sini memiliki arti bahwa seseorang sering menghayal sehingga tidak dapat membedakan mana dunia nyata dan mana dunia khayalan. Dalam psikologi hal ini disebut dengan maladaptive daydreaming.

Maladaptive daydreaming atau biasa dikenal dengan nama gangguan menghayal memiliki artian sebagai gangguan yang menyebabkan seseorang tidak dapat membedakan kenyataan dan khayalan. Hal ini biasa disebut dengan halusinasi tetapi pada tingkat yang lebih parah.

Maladaptive daydreaming (MD) biasanya disebabkan karena seseorang sering menghayal atau berhalusinasi sehingga lama kelamaan mengakibatkan munculnya maladaptive daydreaming. Selain itu, faktor genetik dan trauma juga dapat menjadi pemicu munculnya gangguan ini.

MD belum bisa digolongkan kepada gangguan mental secara resmi menurut DMS (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Tetapi menurut profesor Eli Somer yang berasal dari University of Haifa di Israel, beliau menemukan fakta bahwa apabila kita membiarkan kebiasaan berkhayal ini secara berlebihan maka lama kelamaan hal ini akan memicu munculnya penyakit gangguan mental lainnya.

Proses terjadinya maladaptive daydreaming biasanya berawal dari lamunan biasa yang kemudian secara bertahap memunculkan tindakan ekstrem yang tak sesuai rangsangan dari dalam dan luar (maladaptive). Maladaptive daydreaming ini juga dibagi menjadi beberapa tingkatan menurut keparahannya.

Tingkat keparahan MD:

  1. Ringan

Penderita dimasukan kepada pengidap MD ringan apabila orang tersebut masih bisa mengontrol diri atas lamunannya.

  1. Parah

Penderita MD dikelompokan pada tahap parah ketika mereka memiliki intensitas lamunan tinggi dan sulit untuk mengendalikannya sehingga muncul gejala seperti fokus pendek.

  1. Sangat Parah

Ciri dari penderita yang sudah pada tahap sangat parah pada MD ini yaitu mereka akan terjebak dalam lamunannya selama berjam-jam dan tidak melakukan aktivitas apa pun.

Orang-orang yang memiliki gangguan MD tentu saja akan mengalami kerugian, hal ini disebabkan karena orang yang mengalami MD terperangkap pada lamunannya yang menyebabkan turunnya performa diri atau bisa disebut kurang produktif. Selain itu, orang-orang yang terkena MD cenderung memiliki rasa percaya diri yang kurang dan sering merasa dirinya tidak berharga.

Belum ada penanganan khusus yang dapat diberikan kepada penderita maladaptive daydreaming akan tetapi, apabila kalian memiliki kerabat atau teman yang menderita MD mungkin hal inilah yang bisa kalian lakukan untuk membantu, yaitu dengan mengurangi rasa lelah, kalian bisa membantu mereka dengan memastikan bahwa penderita tidak mengalami kelelahan yang parah. Kedua terapi perilaku kognitif dan ketiga meditasi, dengan meditasi diharapkan penderita MD akan kembali menemukan ketenangan serta kejernihan dalam berpikir .

Selain hal-hal tersebut kalian juga dapat membantu dengan cara memberikan dukungan dan masukan yang baik sehingga diharapkan an agar penderita lebih semangat lagi untuk melawan penyakit yang diderita.

Setelah mengetahui akan bahaya dari sering menghayal ini semoga kita dapat menjaga kesehatan kita baik fisik dan juga mental. Mungkin sesekali kita boleh berkhayal akan suatu hal akan tetapi, hendaknya hal itu tidak dilakukan terlalu sering.

Daftar Pustaka

Prasetyo, G. A. (2022). Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Gangguan Maladaptive Daydreaming bagi Dewasa Awal (Doctoral dissertation, Unika Soegijapranata Semarang).

Wijaya, R. B. A. (2021). KONSEP DIRI PADA MASA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI MALADAPTIVE DAYDREAMING. Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam, 12(2), 179-193.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun