Mohon tunggu...
Elga Lutfiana Wanti
Elga Lutfiana Wanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Review, Cerpen dan Konten lainnya

Perempuan yang selalu dalam naungan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Mata

27 Januari 2024   13:09 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat ia menjerit menangis

Semua mata menatapku

Saat ia perlu diganti popoknya

Semua mata menatapku

Ia perlu mandi

Semua mata menatapku

Ia perlu susu namun aku tak bisa memberi asi

Semua mata menatapku

Ia demam dan menangis

Semua mata menatapku

Ia tantrum dan menjerit

Semua mata menatapku

Siapa aku?

Aku seorang perempuan

dan seorang Ibu

(Tangerang, 27 Januari 2024)

Dalam keresahanku pada mata yang terus tertuju kepada perempuan, yang menyalahkan, menghina, dan menghakimi. Seorang Ibu yang harus bisa segalanya. Yang mana dalam rumah tangga tak hanya ada seorang Ibu tapi ada seorang Ayah. Namun seolah semua adalah tugas Ibu semata, lalu tugas Ayah hanyalah mencari nafkah. Mereka lupa bahwa nafkah bukan hanya soal uang, mereka lupa kewajibannya sebagai kepala keluarga, mengayomi, mengasihi, mendidik, dan mendampingi. Bukan melepaskan segalanya ke seorang perempuan yang diberi sebutan Ibu. 

Tidak heran banyak anak yang merasa tidak memiliki seorang Ayah namun nyatanya Ayahnya masih hidup dan bernapas bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun