Mohon tunggu...
Elfridus Claudio Valdo
Elfridus Claudio Valdo Mohon Tunggu... Pelajar

Halo semuanya perkenalkan aku Elfridus Claudio Valdo atau biasa dipanggil Valdo. Aku suka sekali mebaca buku sambil mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pandangan Ensiklik Laudato Si Terhadap Ekosistem Taman Suropati

10 Juni 2025   20:53 Diperbarui: 10 Juni 2025   20:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGAMATAN DI TAMAN SUROPATI

Hasil observasi kelompok terhadap ekosistem di Taman Suropati mendapati dua masalah utama. Masalah pertama adalah keruhnya air di kolam air mancur Taman Suropati. Penyebab keruhnya air kolam adalah sistem filtrasi kolam. Hasil pengamatan menemukan bahwa pipa-pipa saluran air yang digunakan untuk memancurkan air kolam tertutupi oleh lumut-lumut. Pipa-pipa saluran yang nampak dari luar terlihat juga sudah mulai berkarat yang mengindikasikan pipa saluran sudah tidak layak untuk digunakan. Hal ini diperkeruh juga dengan kehadiran para pengunjung. Dalam beberapa kali kesempatan, terlihat para pengunjung merendam kaki kedalam kolam tersebut yang membuat kolam semakin kotor. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi D.K.I Jakarta sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kebersihan kolam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan rutin dengan menguras dan menyikat kolam agar terlihat lebih bersih. 

Meskipun demikian, pembersihan (penyikatan kolam) secara rutin tidak sepenuhnya membuat kolam air di taman suropati menjadi bersih. Maka, tetap diperlukan pembenahan sistem saluran pipa kolam dengan mengganti pipa dengan pipa yang lebih layak dan tidak berkarat sehingga air yang dialirkan tidak terkontaminasi dengan zat-zat kimia. Selain masalah, kami melihat juga berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Taman Suropati. Taman Suropati menggunakan pemberlakuan jam operasional (buka-tutup) sehingga memungkinkan petugas melakukan pembersihan, perawatan tanaman, dan pemeliharaan fasilitas taman. Ini adalah salah satu yang patut kita apresiasi dari pengelolaan Taman Suropati yang memungkinkan untuk perawatan dan pemeliharaan secara lebih lanjut. Perawatan berkala dan pemeliharaan ini meringankan duka Bunda Maria yang terluka dan sakit akan dunia yang terus dieksploitasi dan dihancurkan (LS Art.241). 

KESIMPULAN DAN REFLEKSI

Melalui pengamatan, para warga belum menyadari bahwa mereka adalah bagian dari lingkungan ekologis di taman tersebut. Hal tersebut dapat terlihat melalui sikap para warga yang sembarangan mencelupkan kaki ke dalam kolam sehingga kolam tersebut kotor dan pengelola yang belum terlihat memperbaiki pipa filter. Sikap ini juga mencerminkan bahwa para warga hanya memanfaatkan lingkungan alam tanpa merawatnya, sesuai dengan ensiklik Art. . Pengelola pun juga belum berusaha secara maksimal memperbaiki filter penjernih air. Melihat permasalahan ini, sudah sepantasnya masyarakat maupun pihak pengelola menyadari perilaku yang telah mereka lakukan terhadap alam. Hal tersebut dikarenakan manusia diundang oleh Teks Alkitab untuk “mengusahakan dan memelihara” taman dunia (LS Art.67). Hendaknya kata “memelihara dan mengusahakan” dipahami sebagai relasi tanggung jawab timbal balik antara manusia dan alam. Melalui undangan tersebut, dengan kesadaran, manusia sungguh diperlukan bagi manusia untuk merespon undangan tersebut melalui aksi nyata yang dapat terdiri dari “tindakan sehari-hari yang sederhana” namun berguna secara langsung (LS Art. 230),.  Lewat respon atas undangan tersebut, akhirnya dapat terwujud bumi sebagai “rumah” bagi manusia dan bumi sebagai tempat yang keutuhannya terpelihara (LS Art.14).

Manusia yang berkewajiban menjaga alam semesta, biasanya lalai melaksanakan tugas ini akibat gaya hidup konsumerisme dan amoral yang berkembang di masyarakat modern, sehingga menimbulkan krisis ekologi. Namun, seruan seperti yang terdapat dalam Ensiklik Laudato' Si mengingatkan kita bahwa menjaga bumi adalah panggilan bersama yang menuntut tindakan konkret dari setiap manusia, termasuk para pelajar. Observasi Taman Suropati menjadi contoh bagaimana inisiatif kecil dapat menyadarkan masyarakat dan menjadi sumbangan nyata dalam mencintai dan merawat "rumah" kita bersama. Hal ini menegaskan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil dan kesadaran kolektif akan kewajiban lingkungan kita.

DAFTAR SINGKATAN 

LS : Laudato’Si

CV : Caritate in Veritas

QA : Querida Amazonia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun