Mohon tunggu...
Elfira Hani Pranata
Elfira Hani Pranata Mohon Tunggu... Mahasiswa - 1810912220007

Peminatan K3 Angkatan 2018 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Iklim Kerja Panas Mengancam Produktivitas Pekerja

15 Maret 2021   03:28 Diperbarui: 15 Maret 2021   05:54 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perubahan iklim diidentifikasi sebagai perubahan rata-rata atau variabilitas sifat-sifatnya dalam periode yang panjang. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya perubahan pola iklim, variabilitas musim, meningkatnya cuaca ekstrem, dan bencana hidrometeorologi. Perubahan iklim memberikan pengaruh  yang berdampak pada lingkungan kerja khususnya pada pekerja itu sendiri (Pahlawan dkk, 2020).

Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja (Lopak dkk, 2017). Menurut ketetentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan temperatur tempat kerja, Permenaker No.13/MEN/X/2011 tentang  Nilai Ambang Batas untuk Iklim Kerja dan Nilai Ambang Batas untuk Temperatur Tempat Kerja, Ditetapkan: Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang masih dapat dihadapi oleh tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidak melebihi dari 8 (delapan) jam  sehari dan 40 (empat  puluh) jam seminggu. NAB terendah untuk ruang kerja adalah 25C dan NAB tertinggi adalah 32,2C, tergantung pada beban kerja dan pengaturan waktu kerja (Novianti dkk, 2019).  

Perubahan iklim/cuaca ini telah menyebabkan terjadinya tekanan panas (heat stress) yang akan diterima oleh tenaga kerja yang bekerja di lingkungan tempat kerja tersebut sebagai beban panas tambahan (di samping beban panas yang dihasilkan tubuh sebagai akibat pelaksanaan kerja), yang dapat mengakibatkan banyak pengaruh negatif kepada tenaga kerja baik yang berupa gangguan pekerjaan (pelaksanaan kerja) maupun gangguan kesehatan (Lopak dkk, 2017). Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang berperan penting serta dapat mempengaruhi diri pekerja tersebut dalam menjalankan tugas yang di berikan. Dalam lingkungan kerja yang panas, tenaga kerja mendapatkan beban kerja tambahan berupa tekanan panas dan menyebabkan kelelahan. Dampak buruk dari kelelahan bagi tenaga kerja antara lain penurunan kualitas kerja, terjadinya banyak kesalahan kerja, motivasi untuk bekerja menurun, cedera, penyebab akibat kerja, kecelakaan kerja, stress kerja dll. sehingga dampak inilah yang dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja dari seseorang (Eka dkk, 2019).

Lingkungan kerja merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari jenis dan lokasi pekerjaan karena produktifitas kerja salah satunya tergantung dari tempat dan lingkungan kerja. Tekanan panas merupakan salah satu dampak dari adanya perubahan iklim serta merupakan salah satu faktor fisik yang dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan gangguan, oleh karena itu iklim kerja atau cuaca kerja harus dibuat senyaman mungkin dengan mengatur dan mengendalikan suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan udara untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi tekanan panas. Dengan kondisi  ruangan  yang  nyaman tentunya akan mempengaruhi kenyamanan bagi pekerja hingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Sari MP, 2017).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun