Harusnya aku yang ada di situ. Duduk di tepi ranjangmu yang kian menua. Membacakan kisah lama, tentang; Rahwana yang terluka karena cinta.
Harusnya aku, yang ada di situ. Menghangatkan pagimu yang gigil. Menyeduhkan secangkir kopi tanpa gula. Lalu bercerita tentang hujan. Yang semalam berdansa sendirian, tanpa lelah di pelataran.
Harusnya aku. Yang ada di situ. Menidurkan sekaligus membangunkan jiwa ragamu yang mulai merapuh. Dan aku, kan merasa sedikit jemawa. Karena menjadi satu-satunya perempuan. Yang berhasil melanun hati. Juga mimpi. Yang selama ini gigih kausembunyikan.Â
***
Malang, 23 April 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!