Setiap orangtua tentu ingin memberi nama yang bagus untuk anak-anaknya. Nama yang enak didengar dan memiliki arti.
Tapi tidak demikian dengan ayah. Lima menit usai aku dilahirkan, ayah mencium kening ibu dan memberi tahu jika namaku adalah Begundal.
"Begundal?" Wajah ibu sontak memerah padam. "Jangan beri bayi kita nama itu, Sur! Ingat, nama adalah doa!"
***
Ketika tiba saatnya aku masuk sekolah TK, ibu enggan mendaftarkanku. Alasan ibu, malu. Sebab namaku terdengar aneh dan berkonotasi buruk.
"Tahu tidak apa arti kata begundal?" Kembali ibu bersitegang dengan ayah. Ayah tertawa.
"Ya, tahu, dong! Kan, aku yang memberi dia nama itu." Ayah menoleh lalu menggamit lenganku. "Ayah yang akan mengantarmu daftar sekolah, Nak. Ayo, kita berangkat!"
***
Menunggu antrean panjang di depan gerbang sekolah membuat mataku mengantuk. Ayah lantas menggendongku di belakang punggungnya yang kekar.
Aku terbangun ketika kudengar Ayah berbincang-bincang dengan seseorang.
"Nama putra Bapak?"
"Begundal."
"Mohon diulang, Pak."