Tanpa sadar ia termenung. Lebih tepatnya merenung. Cukup lama pikirannya terbawa arus perasaannya sendiri. Perasaan yang entah, yang amat sulit dijabarkan dengan kata-kata.Â
Tapi kemudian ia tergugah dari renungan yang tidak jelas itu, ia teringat bahwa sore ini harus segera menghubungi seseorang.
Tangannya terjulur meraih ponsel yang tergeletak tepat di samping laptop. Ditekannya beberapa angka. Sebuah nama muncul diikuti nada sambung menunggu untuk diangkat.
"Ya, hallo my Brother! Sudah membaca berita ter-update hari ini?" Terdengar suara berat seseorang dari seberang sana. Ia menggeser kursi sedikit, menyingkirkan batang rokok dari bibirnya lalu menyahut, "Belum. Berita apa?"
"Dua tenaga medis tewas setelah dilukai oleh pasien yang diduga ODGJ."
"Oh, ya? Di mana kejadiannya?"
"Nanti aku kirim link beritanya, ya. Tapi setelah itu, seperti biasa tugasmu adalah melaksanakan perintahku!"
Diar menyengir kuda. Ia sudah menduga, Bayu --- Pimred Majalah Misteri itu pasti tidak akan tinggal diam. Laki-laki yang berusia beberapa tahun lebih tua darinya itu selalu, ya selalu akan berusaha menguak setiap kejadian --- terutama yang berbau misteri dengan caranya sendiri.
"Bro? Kau masih mendengarku?" Suara dari seberang sana membuat duduknya beringsut sedikit.
"Ya, masih."
"Bagus. Persiapkan dirimu baik-baik. Tugas investigasi kali ini lumayan berat. Lokasinya berada di wilayah lereng Arjuno bagian barat. Namanya Lembah Ayu. Kau pernah dengar nama itu?"