Engkau benar-benar salah. Jika mengira rindu yang kupunya bisa diredakan dengan mengirim seikat bunga. Atau, dijinakkan dengan sentuhan lembut angin. Yang bertiup dari puncak gunung paling sunyi dan paling dingin.
Sebab rindu ini sudah terlalu liar. Seperti barisan tentara barbar. Yang nyaris mati dilanda haus dan rasa lapar.
Engkau sungguh keliru. Jika berpikir rinduku saat ini baik-baik saja. Dengan mengirimi aku sekotak cinderamata. Berisi pecahan bulan. Dan aroma sepatu yang baru saja kaukenakan.
Asal engkau paham. Rindu ini tak lagi sudi dikendalikan. Ia sudah menjelma menjadi Dewi Shinta. Yang siap menghujam dada Rahwana. Dengan cinta membabi buta. Yang pernah ada dan ia punya.
***
Malang, 30 Maret 2020
Lilik Fatimah Azzahra