Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perkara Hati

21 Februari 2019   09:50 Diperbarui: 21 Februari 2019   09:58 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada baiknya sesekali kita menyelami hati sendiri. Meraba ceruk sanubari paling dalam. Mencari tahu ada apakah gerangan.

Apakah jelaga-jelaga hitam itu masih berkuasa? Ataukah kerak kedengkian kian tebal terasa? Jika iya. Mari gegas membersihkannya. Yakinlah. Bahwa kita pasti bisa!

Ada masanya kita musti lebih sering berkaca. Menelisik setiap guratan yang terpeta pada wajah. Berapa banyak waktu telah kita habiskan. Hanya untuk mengumbar keliaran keinginan.

Tuhan menciptakan hati sedemikian lembut berbentuk daun. Agar mudah meresap saat ditetesi bulir-bulir embun. Embun-embun itu bisa berupa ilmu. Namun ada kalanya embun menyamar sebagai nafsu.

Sesungguhnya setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah, daerah-daerah terlarang itu adalah perkara-perkara yang diharamkan. Ketahuilah pula, di dalam tubuh kita ada segumpal daging. Yang jika ia baik maka terjagalah semuanya. Dan jika ia rusak, maka ikut rusaklah semestanya. Dan segumpal daging itu adalah hati kita. (HR.Bukhari-Muslim) 

Dengan hati setiap mahluk akan mudah mengenali siapa Khalik-Nya
Dengan hati seorang hamba akan ikhlas berserah diri kepada Tuhan-Nya
Dengan hati semesta raya bertasbih atas segala karunia

***

Malang, 21 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun