Orang-orang bangga mengaku. Kehilangan jemari mereka. Saat melintasi malam yang beku. Di mana tubuh-tubuh mungil tak berbaju terbaring kaku di trotoar jalanan yang digenangi oleh air hujan.
Orang-orang sibuk berdalih. Lupa meletakkan buku-buku tangan mereka. Saat siang datang meranggas. Mengumbar terik dengan amat beringas. Membakar punggung-punggung renta kaum papa. Yang berjuang menenangkan rerintih perut mereka.
Orang-orang gegas berlari. Menyembunyikan tangan-tangan mereka. Ke dalam saku terdalam celana. Agar tak usah keluar lagi. Meski hanya sekadar memberi. Sekoin rupiah tuk melepas dahaga. Para bocah yang melintas di bawah lampu merah.
Orang-orang riang berlomba, pura-pura amnesia. Seolah-olah; Tuhan tak pernah menciptakan sepasang tangan untuk mereka.
***
Malang, 13 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI