Bisa jadi dulu kita ini adalah sebiji buah maja. Yang menyaru menjadi sebutir buah kurma. Hingga seorang kembara datang. Meretas maja dalam satu gigitan. Pahit! Maja di ujung lidah diludahkan.
Begitulah manusia. Kadang lebih mengandalkan indera paningalnya. Ketimbang menggunakan ketajaman mata batinnya.
Bisa jadi dulu kita ini adalah sepasang sepatu. Yang tertinggal di teras depan sebuah surau. Satu sisi sepatu terbawa oleh angin. Satu sisi yang lain dibiarkan meringkuk tertelan dingin.
Begitulah manusia. Kadang lupa bagaimana seharusnya memperlakukan hamba. Yang sekian lama mengabdi demi mendermakan cinta.
Bisa jadi dulu kita ini adalah sepotong hati. Yang berebut ingin saling merajai. Mengalah? Tak ada yang sudi! Ego pun bicara. Lebih baik membelah diri. Lalu memutuskan menjauh pergi.
Kini di sebayang senja yang menua. Di mana jiwa raga mulai dipeluk renta. Tetiba terlintas dalam pikiran. Betapa sesungguhnya kita masih saling merindukan.
***
Malang, 18 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra