"Jika tengah malam nanti terdengar suara tangis bayi, maka segera bukalah daun jati ini," sebelum pergi Resi Abyasa berpesan. Gendari yang semula marah perlahan hatinya melunak.
Apa yang diucapkan Resi Abyasa menjadi kenyataan. Pada tengah malam ketika bulan dimakan gerhana, keseratus daging yang tertutup daun jati itu mendadak berbarengan menggeliat. Lalu terdengar tangis bayi bersahutan.
Girang nian hati Gendari. Dibukanya satu persatu daging iris di hadapannya. Dan ia mendapati wajah bayi-bayi mungil menatapnya nakal.
"Bunda! Akulah putramu!" bayi pertama meringis ke arahnya. Demikian juga dengan bayi-bayi yang lain.
Malam itu malam yang paling membahagiakan bagi Gendari. Perasaannya membuncah. Ia mengumpulkan semua bayinya dalam satu wadah. Lalu dengan suara berat dan wajah dingin, kakak dari Sengkuni itu melontarkan sumpah, "Kupanggil kalian dengan nama Kurawa. Dan mulai saat ini kutanamkan benih dendam di hati kalian. Hancurkan Pandu Dewanata! Musnahkan semua yang berhubungan darah dengannya!"
***
Malang, 08 April 2017
Lilik Fatimah Azzahra  Â