Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermis | Suatu Malam di Pekuburan Tua

23 November 2017   14:41 Diperbarui: 23 November 2017   17:17 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: anmysite.com

Namanya Kromo. Masih bujangan. Pekerjaannya sehari-hari sebagai tukang bangunan. Suatu hari ia mendapat borongan  kerja memasang kijing  atas perintah keluarga terpandang.  Ia pun segera menghubungi Roji, tetangga sebelah rumah yang biasa melayaninya sebagai kuli.

"Maaf, aku nggak berani ikut, Mo. Pekuburan tua itu masih wingit. Banyak hal-hal aneh sering terjadi di sana. Menurut juru kunci, hantu-hantu di sana berbeda dengan hantu-hantu di pekuburan umum biasa. Lebih mengerikan," Roji berulang kali menggeleng.

"Zaman sudah modern, Ji. Hantu-hantu tidak lagi menakutkan," Kromo tertawa.

"Ya, sudah kalau kamu tidak percaya. Kamu terima saja tawaran membangun kijing  itu. Tapi jangan melibatkan aku," Roji mengangkat tangan.

Esoknya Kromo mulai bekerja---tanpa kuli. Ia mengusung sendiri material ke pekuburan tua yang letaknya agak terpencil di ujung kampung. Ia sengaja bekerja tanpa istirahat. Ia menargetkan dua tiga hari pekerjaan yang dibebankan padanya harus sudah rampung.

"Sebentar lagi azan Magrib, Nak," sebuah suara mengagetkannya. Seorang laki-laki sepuh---berpakaian serba hitam berdiri di belakangnya.

"Bapak juru kunci makam ini?" Kromo menghentikan pekerjaannya. Laki-laki tua itu mengangguk, berjalan terseok mendekati makam yang berantakan. Tangannya yang keriput mengelus batu nisan di hadapan Kromo.

"Kamu tahu ini makam siapa, Nak?" Laki-laki itu menatap Kromo tak berkedip. Kromo menggeleng.

"Ini makam Nona Isabel. Ia keturunan Belanda ningrat.  Sangat cantik. Sekali waktu ia suka muncul, bermain-main dengan boneka kencana kesayangannya."

"Sekali waktu?" Kromo mengernyit alis.

"Iya, sekali waktu. Biasanya pada malam Jumat Kliwon seperti ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun