Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RTC] Refleksi Puisi dari Luka yang Paling Luka

6 November 2017   00:15 Diperbarui: 6 November 2017   00:24 2610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usah takut menghadapi takdir, Za. Apalagi mesti menunggu Reinkarnasi. Mulailah bangkit dari sekarang. Kamu tidak saja bisa menjadi pelangi. Tapi bisa juga menjelma menjadi Bintang."

***

Aku ingin mencintaimu seperti meneguk secangkir kopi

yang menyisakan rasa pahit paling abadi

Karena cinta...semirip janin

ia tidak bisa memilih


pada rahim siapa kan berhibernasi

Maka biarkan aku belajar

menenun serta merajut tangis

di awal-awal kelahirannya

"Za, hidup selayak sebuah buku. Tak ada buku yang terbiar kosong tanpa tertulis kisah di dalamnya. Pada setiap lembar telah memiliki jatah---memiliki alur sesuai dengan garis tangan yang telah tergoreskan. Jadi biarlah orang membaca buku itu---seburuk apa pun isinya. Barangkali dari lembar yang buruk akan terlahir kisah lain yang lebih indah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun