Semua dimulai dengan hal sederhana: sebuah obrolan ringan yang awalnya tidak pernah kami sangka akan membawa kami sejauh ini. Dari satu kata, berkembang menjadi kalimat. Dari kalimat, menjadi cerita yang seolah tak habis untuk dikisahkan.
Kami berbicara tentang banyak hal: tawa, candaan, bahkan rencana-rencana kecil yang mungkin tak pernah benar-benar kami tulis, tapi tetap kami simpan dalam hati. Setiap percakapan seolah membuka pintu baru yang membuat kami saling mengenal lebih dalam.
Obrolan kami tidak pernah membosankan. Ada kalanya penuh canda, ada juga saat-saat ketika kami bicara serius seakan dunia hanya milik berdua. Sampai pada satu titik, kami sadar, dua kepala ini tidak selalu berpikir sama. Ya, kami memang berbeda, dan perbedaan itu sering kali jadi bumbu seru dalam cerita kami.
Namun, seperti dua kepala yang sama-sama keras, ada saja momen ketika pandangan kami tak sejalan. Obrolan manis pun berubah jadi perdebatan kecil. Bukan karena ingin saling menjatuhkan, tapi karena kami sama-sama punya cara pandang sendiri. Kadang aku tertawa sendiri memikirkan bagaimana satu topik sederhana bisa jadi panjang hanya karena kami sama-sama ingin didengar.
Lucunya, perdebatan itu tak pernah membuat kami saling menjauh. Justru, setiap argumen yang terucap membawa kami semakin dekat. Kami belajar untuk mengerti, bukan hanya didengar. Kami belajar menerima bahwa berbeda itu bukan masalah, asal tidak pernah kehilangan rasa untuk saling menghargai.
Di balik setiap debat kecil, ada tawa yang menyusul. Ada permintaan maaf yang kadang tidak terucap, tapi terlihat dari cara kami kembali bercanda. Dan dari semua itu, aku sadar satu hal: perdebatan bukan akhir dari cerita, melainkan bagian dari perjalanan.
Pada akhirnya, di balik cerita dan perdebatan, ada satu hal yang tak pernah berubah: kami tetap saling mendengar, saling menghargai, dan diam-diam saling menjaga. Perbedaan itu tidak memisahkan kami, justru membuat kami semakin tahu bahwa kami sedang berjalan di jalur yang sama, hanya dengan langkah yang berbeda.
Karena di setiap kata yang keluar, di balik setiap argumen yang terjadi, selalu ada ruang yang diam-diam mengikat kami: ruang bernama kita. Dan mungkin, di sanalah semua cerita bahkan perdebatan akan selalu kembali berlabuh.
Cerita ini mungkin akan berulang: dimulai dengan obrolan ringan, diselingi tawa, lalu mungkin berakhir pada perdebatan kecil. Tapi selama ujungnya selalu membawa kami kembali ke satu titik tempat di mana kami sama-sama merasa "pulang", maka aku tidak akan pernah lelah mengulanginya.
Karena pada akhirnya, bukan tentang siapa yang menang dalam perdebatan, tetapi siapa yang tetap tinggal setelahnya  dengan senyum yang diam-diam berkata: kita masih ada disini, bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI