Mohon tunggu...
elen kurnia lombu
elen kurnia lombu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa STT EKUMENE MEDAN

Selanjutnya

Tutup

Diary

Beberapa Dukungan Memang Tidak Datang Dengan Tepuk Tangan

17 Juli 2025   09:57 Diperbarui: 17 Juli 2025   09:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak semua dukungan terdengar keras, ada yang memilih hadir dalam diam  (Sumber: Pixabay / Himsan)

Hari ini aku duduk cukup lama, hanya untuk berpikir.
Tentang banyak hal yang pernah aku lakukan,
dan lebih banyak lagi hal yang aku simpan sendiri.


Aku bukan orang yang sering tampil.
Aku juga bukan tipe yang selalu muncul paling depan saat ada keberhasilan atau perayaan.
Tapi bukan berarti aku tidak peduli. Bukan berarti aku tidak ikut merasa bangga.
Aku hanya memilih untuk berdiri agak jauh.
Agar tak mengganggu, agar tak salah paham, agar tetap bisa mendukung dengan cara yang tidak harus ramai.

Aku pernah bangga dalam diam.
Pernah berharap seseorang berhasil tanpa ia tahu aku pernah memperhatikannya diam-diam.
Pernah menunggu dari jauh, hanya untuk memastikan dia baik-baik saja.
Bukan karena aku ingin disebut,
tapi karena aku benar-benar ingin melihat dia sampai di tempat yang dia impikan.

Tidak semua bentuk dukungan datang dengan tepuk tangan.
Ada yang hadir dalam anggukan pelan saat namanya disebut.
Ada yang menyelip dalam doa-doa paling sunyi,
atau dalam senyum kecil yang tertahan ketika melihat seseorang tumbuh, bertumbuh, dan terus melangkah.

Kadang aku berpikir,
apa yang aku lakukan ini terlihat sia-sia?
Tapi kemudian aku sadar ada perasaan hangat tersendiri saat tahu,
aku pernah menjadi bagian kecil dari perjalanan orang lain,
meski hanya sebagai latar belakang yang tak disebutkan.

Kalau suatu hari seseorang merasa berhasil dan bahagia,
dan entah bagaimana teringat akan masa-masa penuh perjuangan,
aku harap, meski aku tidak banyak bicara,
ia tahu bahwa ada yang selalu memperhatikannya dengan bangga.


Aku tahu, mungkin tidak semua hal terlihat.
Tapi jika ada satu hal yang ingin kusampaikan tanpa harus mengganggu langkahnya:
aku bangga padanya, sejak dulu, sampai sekarang.

Dukungan tidak selalu hadir dalam bentuk sorak-sorai atau pelukan hangat di depan banyak orang.
Ada dukungan yang berdiam di balik layar, yang tak pernah menuntut pengakuan, tetapi tetap tulus adanya.
Dan mungkin, di dunia yang semakin ramai dengan tepuk tangan dan sorotan, bentuk dukungan seperti ini adalah yang paling tenang namun juga paling tulus.


Karena pada akhirnya, yang terpenting bukan seberapa keras kita terlihat mendukung, tetapi seberapa dalam kita benar-benar ingin seseorang sampai pada tujuannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun