Mohon tunggu...
Muhammad Elfat Ibrahim
Muhammad Elfat Ibrahim Mohon Tunggu... Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah

Seorang guru Bahasa Indonesia yang menekuni bidang linguistik, sastra, dan pembelajarannya, serta memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Aktif dalam menulis artikel dan buku, mengembangkan berbagai kajian kebahasaan dan kesastraan yang mendukung pembelajaran yang inovatif dan inspiratif. Selain itu, juga seorang profesional Master of Ceremony yang terampil dalam membawakan berbagai acara dengan penuh percaya diri, keterampilan komunikasi yang baik, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi formal maupun nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sinekdoke dan Perumpamaan Epos dalam Puisi: Keindahan dan Maknanya

9 Februari 2025   15:04 Diperbarui: 9 Februari 2025   15:04 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Karya Puisi(Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Puisi merupakan bentuk ekspresi sastra yang kaya akan makna dan keindahan. Penggunaan majas dalam puisi tidak hanya memperkaya bahasa, tetapi juga memberikan kesan mendalam kepada pembaca. Dua jenis majas yang sering muncul dalam puisi adalah sinekdoke dan perumpamaan epos. Sinekdoke berfungsi untuk menyampaikan makna dengan menggunakan bagian untuk menggambarkan keseluruhan atau sebaliknya, sementara perumpamaan epos menampilkan perbandingan panjang yang mempertegas suasana dan gambaran dalam puisi. Pemahaman terhadap kedua majas ini penting bagi siapa saja yang ingin mendalami sastra dan memperkaya daya imajinasi dalam membaca maupun menulis puisi.

1. Pengertian Majas Sinekdoke dan Perumpamaan Epos

Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan bagian untuk mewakili keseluruhan atau keseluruhan untuk mewakili bagian. Menurut Keraf (2009), sinekdoke terbagi menjadi dua jenis utama:

  1. Sinekdoke Pars Pro Toto (Bagian untuk Keseluruhan) Sinekdoke jenis ini menggunakan suatu bagian untuk menggambarkan keseluruhan dari suatu entitas. Contohnya:
    • "Ia memiliki banyak kepala," yang berarti "ia memiliki banyak orang yang bekerja untuknya."
    • "Roda itu melaju dengan kencang," yang berarti "mobil itu melaju dengan kencang."
  2. Sinekdoke Totem Pro Parte (Keseluruhan untuk Bagian) Sinekdoke ini menggunakan keseluruhan untuk merujuk pada bagian tertentu. Contohnya:
    • "Indonesia meraih kemenangan dalam ajang olahraga," yang berarti "tim olahraga Indonesia meraih kemenangan."
    • "Sekolah itu memenangkan lomba puisi," yang berarti "sekelompok siswa dari sekolah itu memenangkan lomba puisi."

Sementara itu, perumpamaan epos dalam puisi adalah perbandingan panjang yang sering ditemukan dalam sastra epik, yang menggambarkan sesuatu dengan rinci dan mendalam. Menurut Pradopo (1995), perumpamaan epos memberikan efek dramatik dan memperjelas suasana dalam karya sastra. Contohnya dapat ditemukan dalam puisi klasik yang menggambarkan pertempuran dengan detail seperti ombak yang bergulung-gulung di lautan.

2. Sinekdoke dalam Puisi

Majas sinekdoke sering digunakan dalam puisi untuk memperkaya makna dan menyampaikan gagasan secara lebih efektif. Dalam puisi, sinekdoke dapat digunakan untuk menyederhanakan konsep kompleks dengan cara yang lebih akrab bagi pembaca. Contoh penggunaan sinekdoke dalam puisi:

"Di kota ini, seribu tangan menanti pekerjaan, Ribuan kepala tertunduk dalam doa."

Dalam kutipan di atas, "seribu tangan" merujuk pada banyak pekerja yang mencari pekerjaan, dan "ribuan kepala" merujuk pada banyak orang yang berdoa.

3. Perumpamaan Epos dalam Puisi

Perumpamaan epos dalam puisi sering kali ditemukan dalam karya-karya klasik, termasuk dalam puisi epik seperti Iliad dan Mahabharata. Perumpamaan ini membantu membangun suasana dan memberikan imajinasi yang lebih jelas kepada pembaca. Misalnya, dalam puisi epik:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun